hai hai haiii
panggil aku kabos yaaa
absen dulu pake bulan lahir kalian
selamat membaca
-B R A L E N S-
"Kevin," panggil Chika sambil mengetuk pintu kamar Kevin.
"Kevin, temenin gue ke supermarket dong," pinta Chika dari luar kamar Kevin tapi tak ada balasan dari orang di dalam. Chika menghembuskan nafas pasrah lalu turun ke lantai bawah dan menghampiri Hara yang sedang menonton TV di ruang tengah.
"Bunda," panggil Chika membuat Hara menoleh ke anak perempuannya itu.
"Kenapa sayang?" tanya Hara saat Chika sudah mendaratkan pantatnya di samping Hara duduk.
"Chika mau ke supermarket dulu ya bunda, mau belanja," kata Chika sambil memeluk Hara dari samping.
"Udah malem loh, nanti masuk angin," protes Hara merasa khawatir dengan Chika. Chika menggeleng lemah dalam pelukan Hara.
"Gak kok Bunda, Chika kan kuat, gak mungkin masuk angin." Hara tersenyum mendengar ucapan Chika.
"Yaudah, tapi perginya sama Kevin ya," kata Hara membuat Chika langsung mengangkat kepalanya dan melepaskan pelukannya.
"Kevinnya gak mau jawab panggilan aku Bunda, dari tadi gak dia jawab," keluh Chika lemah, ia menghembuskan nafas pasrah menatap Hara yang sedang mengerutkan keningnya.
"Loh, kok dia gak bisa dipanggil? Kalian kelahi ya? Kok tumben?" tanya Hara membuat kepala Chika menggeleng cepat.
"Enggak kok Bunda, kami gak kelahi, palingan Kevinnya lagi capek karna tadi latihan basket," tutur Chika membuat Hara mengangguk paham.
"Yaudah, kamu hati-hati ya, nanti kalau ada apa-apa telfon Bunda ya," putus Hara membuat Chika mengangguk senang. Cewek itu berdiri lalu berjalan keluar rumah menuju ke supermarket.
Chika memutari seluruh supermarket yang letaknya tak terlalu jauh dari rumahnya itu dengan pelan, dia bosan di rumah. Biasanya Kevin selalu bercerita dengannya, tapi belakangan ini berbeda, Kevin lebih banyak diam.
Setelah selesai berkeliling dan membeli eskrim yang ia inginkan, Chika berjalan keluar supermarket. Badannya sudah lelah dan ia hanya ingin beristirahat sekarang.
"Hai cantik," sapa salah satu orang dari dua orang yang sedang duduk di atas motornya. Sepertinya preman itu baru saja datang, karna ketika Chika lewat di sini tadi mereka tidak ada.
Chika mempercepat jalannya agar bisa cepat sampai di rumah dan bebas dari preman itu tapi kedua preman itu mengejarnya dengan cepat.
"Siniin dompet lo!" perintah salah satu orang yang menghadang jalan Chika. Chika mengarahkan pandangannya ke arah dompet yang ia pegang.
Bodoh, kenapa gue bawa dompet sih tadi, batin Chika menggerutu kesal.
"Gak mau," tolak Chika berjalan ke arah lain, tapi preman yang satu lagi menghalangi jalannya.
"Sini HP lo juga." Preman itu mengarahkan tangannya di depan Chika tapi cewek itu tak juga melakukan apa yang disuruh oleh preman itu hingga dengan paksa preman itu menarik tangan Chika.
"Lepasin gue gak." Chika terus memberontak sambil menguatkan cengkramannya pada dompet dan HPnya.
"Siniin HP lo," ujar preman itu mulai tak sabar.
Ada ya preman minta gitu, perasaan gue preman langsung jambret deh, batin Chika sambil terus memberontak.
"WOI, LEPASIN DIA." Pandangan Chika langsung beralih pada cowok di depannya. Dengan sigap, cowok itu langsung menghajar muka preman yang berani mengganggu Chika itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRALENS [COMPLETED]
Novela Juvenil(PART MASIH LENGKAP) Ini kisah Chika, cewek pencinta segala hal yang berkaitan dengan warna biru. Suka berteriak keras, ketawanya besar yang pastinya akan mengganggu ketenangan dan kenyamanan orang yang mendengarnya. Ini juga kisah Kevin, cowok hum...