hai hai haiii
kembali lagi di bralens niiii
panggil aku kabos yaa
selamat membacaaa
B R A L E N S
Brak
Suara benda terjatuh yang berasal dari lantai bawah membuat Chika terkejut. Di dalam rumah ini hanya ada di sendiri. Dan karna apa suara itu? Apa ada tikus?
Hara juga masih tidak di rumah padalah kemarin sudah pulang tapi ternyata urusannya diperpanjang membuat dia balik lagi ke sana dan akan pulang tiga hari lagi.
Kevin juga tidak di rumah, dia sedang ada di markas bersama teman-temannya. Chika jadi takut jika ada orang yang masuk atau ingin maling di rumahnya.
Dengan langkah pelan, Chika mendekat ke arah pintu agar bisa mendengarkan suara itu dengan jelas. Ia memegang pintu dan mendekatkan telinganya ke pintu.
Brak
Suara itu kembali terdengar. Apa Kevin sudah pulang dari markas? Hari juga sudah malam, sepertinya Kevin benar-benar sudah pulang. Chika dapat bernafas lega kalau itu terjadi.
Chika membuka pintu kamarnya dengan senyuman. "Kevin udah pulang?" tanya Chika seraya membuka pintu itu.
Tapi tidak, tidak Kevin, itu bukan Kevin. Seorang cowok dengan baju hitam dan masker yang membuat Chika tidak dapat melihat wajahnya sedang berdiri di ruang tamu ujungnya.
Chika menutup pintunya kencang. Dia sangat deg-degan, apa yang akan orang itu lakukan? Apa dia ingin maling? Chika jadi sangat takut.
Padahal pintu dikunci Kevin dari luar, tapi kenapa cowok itu bisa masuk ke rumahnya. Apa dia memang maling profesional? Dan kenapa dia tau Chika sendiri di rumah. Sepertinya dia memata-matai.
Chika mengambil HP dengan cepat dan menelfon Kevin. Panggilan pertama tidak diangkat. Chika kembali menelfon Kevin dengan tangan yang sudah bergetar.
Keringat bercucuran di keningnya. Dengan punggung yang bersandar di pintu untuk menahan pintu. Chika sangat takut sekali maling itu masuk ke kamarnya.
"Kevin angkat dong," lirih Chika dengan nada permohonan. Sudah lima kali telfon tapi panggilannya direjeck.
Chika tak patah semangat, ia terus menelfon Kevin karna ia sangat takut sekali dan akhirnya panggilan terhubung.
"Ngapa sih lo ganggu gue terus?!" seru Kevin dengan kesal.
Nafas Chika memburu. "Kevin tolongin Chika, cuma kali ini lagi Kevin," pinta Chika takut.
"Halah kali ini terus. Selalu lo bilang gitu," kata Kevin membantah.
"Kevin tolong Chika. Ada orang masuk rumah Kevin. Chika takut Kevin. Entah dia maling Chika takut. Tolongin Chika. Chika takut dia masuk ke kamar Chika," ujar Chika dengan nada yang sangat rendah takut orang itu mendengar.
"Bohong lo?" tanya Kevin yang merasa terbohongi.
Tap tap tap
Suara langkah kaki itu semakin dekat membuat jantung Chika berdetak sangat cepat. Keringatnya juga semakin banyak padahal AC kamarnya menyala.
"Chika gak akan sempat bohong Kevin. Tolongin Chika Kevin. Orangnya naik tangga. Chika mohon Kevin bantuin Chika kali ini, Chika takut Kevin."
Tut tut tut
Kevin menutup telfonnya secara sepihak. Entah Kevin ke sini atau tidak tapi semoga saja Kevin membantunya. Chika memanjatkan doa agar tidak kenapa-kenapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRALENS [COMPLETED]
Teen Fiction(PART MASIH LENGKAP) Ini kisah Chika, cewek pencinta segala hal yang berkaitan dengan warna biru. Suka berteriak keras, ketawanya besar yang pastinya akan mengganggu ketenangan dan kenyamanan orang yang mendengarnya. Ini juga kisah Kevin, cowok hum...