hai hai haiiii
bralens kembali lagiiii yuhuuuu
panggil aku kabos yaaaa
selamat membacaaaa
B R A L E N S
"Santi, udah deh Santi. Jangan marah-marah terus. Tambah keriput tu muka lo," ledek Charles dengan terus memohon pada Santi. Pasalnya dari tadi Charles kena semprot terus oleh Santi.
"Iya lo tu ngeselin dari tadi. Uang kas kelas lo juga belum bayar lagi. Udah lima bulan ni. Gak pernah lo bayar. Lo yang paling banyak nunggak!" semprot Santi lagi memperlihatkan buku kasnya di depan Charles.
Santi adalah bendahara kelas yang mengurus semua keuangan kelas. Charles adalah salah satu orang yang sering nunggak dan bahkan tidak pernah membayar. Pasti di akhir semester Maminya yang akan membayar semuanya.
"Udah Santi, lo tenang aja, bakalan gue bayar kok," balas Charles dengan santai dan ucapan yang pasti.
"Santai-santai! Mana bisa gitu, curang lo namanya! Saus kecap sering juga lo pake!" seru Santi menyinggung soal saus dan kecap yang memang disediakan di kelas itu.
Meletakkan saus dan kecap di kelas memang usulan Charles, tapi sebenarnya juga tidak berguna karna kantin ada. Bahkan saus dan kecapnya lebih banyak.
"Ya dari pada kadaluarsa kan? Gak ada juga yang make," komen Charles. Kakinya ia letakkan di atas meja Santi.
"Woi, gak sopan kaki lo. Udah kaus kakinya bau lagi!" seru Santi lagi dengan nada yang lebih tinggi dari sebelumnya.
"Udah berapa hari sih ni?" tanya Santi dengan menutup hidungnya dan mengibaskan tangan agar kali Charels turun.
"Gak tau, dapat di kolong kasur tadi," jawab Charles dengan tampang longor.
"DEREN! KAWAN LO JEMPUT NI, GUE MUAK LIHAT DIA," teriak Santi dari tempatnya dengan kepala yang ditolehkan kebelakang.
"Udah sama lo aja dulu San, kami muak juga sebenarnya," balas Deren dari tempatnya.
Charles yang mendengar itu merasa terpojokkan, ia menolehkan cepat kepalanya ke belakang. "Enak aja bilang gitu, ntar gue gak masuk lo kangen," ledek Charles dengan tampang meremehkan.
"Itu kan beda Les, udah deh. Sekarang lo di sana aja sama Santi ya," pinta Deren langsung mendapat jempol dari Charles.
"Ntar ke markas yok, bahas lanjutannya gimana," ajak Kevin dengan semangat.
Deren memperlihatkan senyuman menggoda. "Asek, udah mau baikan nieee, gimana rasanya jauh sebulan?" tanya Deren dengan alis yang ia naik turunkan.
Kevin mencibir. "Mau atau enggak?" tanyanya yang mengajukan pertanyaannya tadi.
"Ya mau dong, kangen markas niii," jawab Deren dengan semangat empat lima.
"Tapi gimana Chika di rumah sendiri Vin? Gapapa tu? Kasihan gak sih dia?" tanya Aiger memikirkan Chika jika Kevin pergi maka dia akan sendiri di rumah karna Hara masih pergi ada yang belum selesai diurus.
"Ntar gue kunci dia dari luar aja, aman kok tu. Gue yakin dia juga bisa jaga dirinya, paling dia takut tikus doang," balas Kevin mendapat anggukan dari Aiger.
"Emang mau bahas gimana lagi? Apa kurang? Atau mau diselesaikan semuanya? Prilla gimana? Tau gak dia?" tanya Deren lagi bertubi-tubi.
"Prilla gue bawa ntar, kita bahas sama-sama, tu anak ajak juga." Kevin menunjuk Charles dengan dagunya. Cowok itu masih asik mengganggu Santi.
Tapi bukannya pergi Santi malah diam di samping Charles, biasanya mana pernah betah Santi dekat dengan Charles, dia akan langsung menjauh.
"Dia mah gak diajak juga bakalan ikut woi. Setiap malam dia ke rumah gue maling wifi," saut Aiger.
Memang setiap hari Charles selalu maling wifi di rumah Aiger karna dia tidak pernah ada paket dan Maminya pergi jadi tidak bisa hotspot dari Maminya.
"Dasar miskin. Padahal uang banyak tapi masih aja miskin," cemooh Deren dari tempatnya.
"Eh gue mau tanya deh Vin, gimana sifat Chika sekarang? Udah berubah gak? Atau masih sama kayak dulu?" tanya Deren lagi dengan muka yang sangat serius.
"Udah beda sih, tapi ya gitu lah. Lo kan tau sendiri," jawab Kevin menolehkan kepalanya ke arah jendela sampingnya.
"Woi Ger, Amora tu." Aiger langsung menoleh ke arah pintu saat Charles berkata seperti itu. Amora yang ia panggil tadi sudah datang dengan minuman di tangannya.
Tadi Aiger yang menyuruh Amora untuk membelikannya minum dan mengantarnya langsung. Sebagai babu yang baik maka Amora pasti akan menaati apapun perintah Aiger.
"Masuk aja," ujar Aiger datar membuat Amora langsung masuk dengan kepala yang ditundukkan.
"Ini minumannya Kak, aju pamit dulu." Setelah memberikan minuman itu Amora keluar dari kelas Aiger. Aiger membuka minuman itu lalu menghabiskannya hingga tersisa setengah.
"Ger, bagi-bagi lah woi, minat gue ni. Gue juga udah haus dari tadi." Kevin menjulurkan tangannya di depan Aiger karna kerongkongannya terasa kering.
Memang minuman itu diletakkan di atas tangannya tapi bukan Aiger yang memberikannya. Kevin menoleh ke sebelahnya, Chika ada di sana dnegan senyuman manis.
"Ini minumnya Kevin, minum yang banyak ya, kalau kurang telfon aja Chika, ntar Chika beliin lagi. Bye Kevin, Chika ke kelas dulu."
Kevin melihat botol minum itu lalu Chika bergantian. Dia hanya mengantarkan minum untuk Kevin. Tapi tidak masalah, Kevin juga sangat haus sekarang.
"Udah mulai diperhatiin Chika lo. Siap-siap aja ada di hatinya juga Vin."
B R A L E N S
hai hai haiiii
gimana kabarnya niiii
gimana part ini?
follow ig aku yaaa
@fitriasalmadong
@fitriasasalmafollow ig mereka jugaa yaaa
@resvagos
@alanagabriellaa
@algaraalexander@rajaallaver
@biancakejora@salqueenamelody
@reyvanogalaxyca@stellavalenciaa
@latasyasahrez
@achaauristela@galvinravael
@kiaraanastasyaaaaa@tessakalila
@albarasamudra
@regalcomel
@langitwilliam@airinshanata
@arabellakeanaa
@sahirakinara@gerlanadinata
@rezviankeano
@ininatanganteng@kenziearkanaaa
@aryaaalvaroo
@gladysclaristaini nasya
KAMU SEDANG MEMBACA
BRALENS [COMPLETED]
Teen Fiction(PART MASIH LENGKAP) Ini kisah Chika, cewek pencinta segala hal yang berkaitan dengan warna biru. Suka berteriak keras, ketawanya besar yang pastinya akan mengganggu ketenangan dan kenyamanan orang yang mendengarnya. Ini juga kisah Kevin, cowok hum...