hai hai haiii
bralen kembaliiii
panggil aku kabos yaaaa
selamat membacaaa
B R A L E N S
"Tante-tante culik aku dong teretetet." Charles bernyanyi dengan tanpang longornya di depan kelas mereka.
"Woi nanti malam temenin gue dong," pinta Charles menatap temannya satu persatu.
"Mau ke mana emangnya?" tanya Deren yang ada di sebelahnya sedang merangkul bahunya.
"Cari tante-tante, uang gue habis, Mami gak mau kasih gue uang ni, gue butuh uang," ujar Charles dengan muka longornya yang tak terkendali.
"Astaga, nyebut Les, sayangi diri lo, jangan malah ke tante-tente lo pergi Les, masih banyak cewek yang masih muda." Deren geleng-geleng kepala tak habis pikir dengan temannya yang satu ini.
"Terus kalau cewek masih muda mau ngasih uang ke gue? Mana dia mau. Tante-tante kurang belaian yang banyak uang yang bisa," keluh Charles dengan muka dongonya.
"Yaudah kerja ada deh, jangan cari tante-tente," protes Kevin kali ini. Dia sudah diperbolehkan sekolah hari ini dan tadi dia berangkat sendiri tanpa melihat atau melirik Chika dulu.
"Ya kan sama tante-tante kerja juga. Grepe-grepein dia kan kerja juga guenya."
"Anjir goblok lo Les, cari kerja yang halal goblok. Kalau lo gitu lo gak suci lagi goblok. Gak akan ada yang mau nikah sama lo." Aiger menonjor kepala Charles dengan sangat kuat. Otak Charles sangat tidak lurus, mikirinnya malah yang aneh-aneh.
"Kenapa gak mau? Pasti tambah banyak cewek yang mau lah, kan udah berpengalaman."
"Anjing otak lo goblok." Kevin memukul kepala Charles dengan sangat kuat.
"BTW gue kok gak lihat Chika hari ini? Mana dia Vin?" tanya Deren mengubah topik pembicaraan mereka yang tidak masuk akal tadi.
"Mana gue tau, tanya aja langsung sama dia," balas Kevin dengan sedikit ngegas.
"Anjir, seorang Kevin bicara gitu tentang Chika. Kan lo abangnya Vin, biasanya lo juga buntutin dia," komen Deren menepuk pundak Kevin dengan sedikit kuat.
"Iya gue memang abangnya, tapi gak harus kan semua yang dia lakuin gue tau. Gak harus juga gue selalu buntutin dia, capek woi," kata Kevin dengan suara yang keras dan ngegas.
Bahkan semua yang ada di sana mendengarkan itu heran. Malahan Kevin terlihat sangat kesal mengucapkannya, apa memang Kevin tidak ingin dekat dengan Chika lagi?
"Terus kalau Chika dibully kayak dulu lagi Vin? Gimana?" tanya Aiger mengecilkan suaranya.
"Ya terserah dia deh, gue gak terlalu ngurus, biarin dia rasain keegoisannya sendiri. Badan gue butuh kasih sayang juga, gue gak bisa terus-terusan sayang sama orang kayak dia," balas Kevin tak kalah sewotnya dari jawabannya yang tadi.
Semua orang mendengar dengan sangat jelas menimbulkan senyuman di wajah mereka masing-masing. Mendengar itu mereka sangat senang entah mengapa.
"Kevin," panggil Prilla dengan semangat berlari kecil menghampiri Kevin.
Kevin tersenyum senang, ini cewek yang dari kemarin dia cari baru saja muncul di hadapannya. "Prilla."
"Lo dari mana aja sih? Gue kangen tau," kata Kevin dengan nada yang sangat lucu.
"Maaf ya kemaren gue gak bisa datang, oma gue datang jadi dia minta gue temenin dia belanja, dan gak bisa ke rumah lo. Tapi lo makan kan kemaren?" tanya Prilla dengan muka was-was.
"Enggak sih." Kevin terkekeh melihat perubahan wajah Prilla yang sangat lucu itu.
"Kenapa gak makan sih? Nanti tambah sakit loh, terus nanti ke rumah sakit lagi deh, nan-"
"Bawel deh lo. Gue udah makan kok tadi malam, makan sama mereka. Lo khawatir ya sama gue?" goda Kevin menaik turunkan alisnya.
"Ya iya lah, soalnya kemarin lo ngancam gue, kalau gue gak datang lo gak bakalan makan. Nanti lo kenapa-napa karna gue," sewot Prilla dengan kesal.
Semua yang ada di sana melihat mereka dengan heran. Memang mereka semua tau Prilla dan Kevin dekat, tapi dekat ya tidak seperti ini. Malahan mereka seperti sedang pacaran sekarang.
"Iya deh, gue udah makan kok." Kevin mengacak-acak puncak kepala Prilla dengan gemas.
"Maaf ya, gue gak datang kemarin," ujar Prilla lagi dengan muka yang sangat merasa bersalah.
"Iya gak papa. Gue kira lo sakit karna jagain gue, malahan gue mau pergi ke rumah lo buat jengukin lo." Kevin kembali terkekeh dengan mata Prilla yang melotot.
"Bisa-bisanya mikir gitu."
"Ya kan manatau lo sakit kan?"
"Hedeh-hedeh, nikahin aja langsung nikahin. Jangan nunda-nunda lagi," cibit Charles yang kesal melihat kedekatan dua orang itu.
Perasaan setiap hari cowok itu selalu melihat keuwuan teman-temannya tanpa pernah dia merasakan itu. Orang jomblo bisa apa? Cuma bisa melihat.
"Iri aja lo," celetuk Kevin yang sudah kesal Charles mengganggu pembicaraannya dengan Prilla.
"Makanya jangan dilihat," sambung Kevin lagi.
"Gimana gak lihat? Gue punya mata, gue juga punya telinga yang bisa mendengar. Makanya kalau uwu-uwuan tu jangan di depan gue!" seru Charles dengan tidak santai.
"Cari pacar sana, buat sayembara lo, tu suruh Deren yang buatin brosurnya. Galvin bantu dana, Aiger yang siapin semuanya." Kevin menunjuk Deren yang dari tadi senyum-senyum pada cewek-cewek yang lewat di depan mereka juga Aiger dan Galvin yang dari tadi hanya diam saja.
"Kevin, yok kita makan aja yok. Gue laper."
"Ayo sayang."
B R A L E N S
hai hai hiii
gimana kabarnyaaaaa
semangat terus yaaaa
follow ig aku yaaa
@fitriasalmadong
@fitriasasalmafollow ig mereka jugaa yaaa
@resvagos
@alanagabriellaa
@algaraalexander@rajaallaver
@biancakejora@salqueenamelody
@reyvanogalaxyca@stellavalenciaa
@latasyasahrez
@achaauristela@galvinravael
@kiaraanastasyaaaaa@tessakalila
@albarasamudra
@regalcomel
@langitwilliam@airinshanata
@arabellakeanaa
@sahirakinara@gerlanadinata
@rezviankeano
@ininatanganteng@kenziearkanaaa
@aryaaalvaroo
@gladysclaristaini beby
KAMU SEDANG MEMBACA
BRALENS [COMPLETED]
Novela Juvenil(PART MASIH LENGKAP) Ini kisah Chika, cewek pencinta segala hal yang berkaitan dengan warna biru. Suka berteriak keras, ketawanya besar yang pastinya akan mengganggu ketenangan dan kenyamanan orang yang mendengarnya. Ini juga kisah Kevin, cowok hum...