Prolog

274 23 0
                                    

Aku melangkah perlahan memasuki sebuah taman yang luas. Bahkan saking luasnya didalam taman ini ada sebuah danau buatan berukuran kecil dengan air tenang yang jernih. Aku duduk disalah satu bangku berwarna putih yang ada dipinggir danau itu, sambil masih memegang bunga gerbera warna kuning.

Taukah kalian apa arti bunga gerbera? Bunga gerbera memiliki arti cinta yang sudah lama terikat, sebuah cinta sejati yang sudah berlangsung sejak lama. Bukankah artinya indah? Aku baru tau arti bunga itu saat seseorang mengatakannya padaku.

Seseorang itu, perempuan kedua yang paling aku sayangi setelah Ibuku yang sudah lama tiada. Perempuan dengan rambut sebahu berwarna cokelat alami dan mata bulat yang juga berwarna cokelat. Ah,bahkan aku masih ingat bagaimana sempurnanya senyum perempuan cantik itu. Salah satu ciptaan terbaik Tuhan yang pernah aku lihat.

Tapi perempuan cantik itu tidak tau dan tidak akan pernah tau bahwa sebenarnya aku tidak pernah berencana untuk mencintainya seperti aku mencintai Ibuku. Tidak pernah. Jika difikirkan secara logika seperti yang sering dia lakukan, itu adalah hal mustahil. Jatuh cinta pada pandangan pertama, tapi aku mengalaminya.

Namun sejak perempuan dengan mata berbinar dan senyum indah itu masuk kedalam hidup ku, doa-doa yang sudah lama tidak pernah aku panjatkan itu kembali aku panjatkan. Hanya satu doa, doa sederhana yang membuat aku menangis tengah malam, "Tuhan, saya mau dia."

Tetapi seperti yang orang-orang bijak itu bilang, Tuhan lebih mengetahui apa yang tidak manusia ketahui. Tapi Tuhan, bila memang selamanya itu tidak pernah ada kenapa harus secepat ini? Kenapa harus secepat ini perempuan kesayangan aku itu harus pergi dari hidupku?

Menengadah, aku menatap langit yang berwarna biru tanpa ada awan yang menghiasi. Melukis senyum indah perempuan itu yang adalah harapan serta doa yang sudah lama mati dalam hidupku. Menggambar mata cokelat perempuan itu yang adalah pancaran sinar kebahagiaan yang membuat ku ingin terus bertahan hidup. Perempuan itu adalah salah satu hal yang sangat mustahil untuk bisa aku relakan.

Aku kemudian memperhatikan taman kecil bunga gerbera dengan berbagai warna yang tidak jauh dari tempat dudukku. Angin sepoi-sepoi membuat bunga itu bergoyang seirama. Sekarang bunga itu menjadi salah satu bunga kesukaanku.

Setelahnya aku kembali memandang kedepan, pada danau yang sekarang beberapa angsa sedang berenang. Seperti berdansa diatas danau yang airnya jernih dan bersih itu.

"Bintang, aku rindu kamu." 

----

Hai, ini adalah cerita baru dari saya. Bukan dari semesta 'delapan' dan semoga kalian suka. Terimakasih!.

25 Juli 2021

20.50 WIB

Titik Dua dan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang