Dibalik pintu kayu itu ternyata ada sebuah ruangan cukup luas dengan sebuah lampu berukuran kecil yang tergantung ditengahnya. Tapi lampu itu terlalu kecil untuk menyinari seluruh ruangan ini.
Dan yang membuat Adnan terdiam adalah Bintang sekarang sedang duduk ditengah ruangan itu dalam keadaan kacau balau. Rambutnya berantakan, baju yang dikenakan Bintang juga berantakan, banyak debu-debu. Dengan kedua kaki dan tangan terikat. Adnan benar-benar emosi sekarang.
Tapi yang aneh adalah tidak terlihat satu orang pun didalam ruangan ini. Tidak ada siapapun kecuali Bintang.
"Bin." Panggil Adnan hendak berlari menuju gadis itu.
Bintang langsung menggeleng kuat-kuat saat Adnan hendak melangkah maju. Bintang seolah memberikan isyarat agar Adnan tidak masuk lebih dalam ke ruangan ini.
Biru yang curiga melihat Bintang menggelengkan kepalanya saat Adnan hendak maju langsung mendahului ketuanya itu. "Biar gue yang maju duluan."
Adnan lantas membiarkan Biru untuk maju.
Tapi baru tiga langkah Biru maju sebuah tembakan dari seseorang yang berada didalam kegelapan tepat mengenai kaki Biru. Membuat laki-laki itu terjatuh dan berteriak kesakitan. "Argh!"
"Bajingan!" Maki Adnan yang melihat kaki Biru tertembak.
"Keluar lo semua!" Aksara berteriak emosi.
Belum habis teriakan Aksara, sekitar lima belas orang berbaju hitam-hitam keluar dari ruangan gelap. Dan orang yang berada paling depan sebagai pemimpin mereka adalah Tian yang sekarang tersenyum miring ke arah Adnan.
Tidak hanya lima belas orang itu yang keluar, puluhan anggota Zeus juga keluar dari tempat persembunyian mereka. Mengepung Dionysus. Sekarang Adnan benar-benar terkepung.
"Selamat malam semuanya!" Sapa Tian sambil tersenyum riang.
"Gak usah sok baik lo anjing!" Maki Farel dengan raut wajah marah.
Tian hanya tersenyum miring. Dia tidak menanggapi Farel sama sekali karena yang menjadi fokusnya sekarang adalah Adnan yang menatapnya tajam.
"Lo apain Bintang bangsat?!" Tanya Adnan dengan nada tinggi.
Tian menaikkan kedua pundaknya sambil tersenyum miring. Seolah tidak bersalah sama sekali. "Cuma main-main sedikit sama cewek kesayangan lo itu. Ternyata badannya bagus banget. Pantesan lo bertekuk lutut sama dia."
"Dasar bajingan!" Maki Adnan.
Gaydan yang mendengar hal itu langsung mengepalkan tangannya. Bila sedikit saja tangan kotor Tian itu menyentuh Bintang, akan dia habisi Tian dan seluruh keluarganya.
Tian tersenyum miring, "Gak ada salahnya kan gue main-main sama dia?"
Mendengar ucapan Tian membuat Adnan langsung emosi dan hendak bergerak maju. Namun gerakan Tian lebih cepat. Dia langsung mendekati Bintang dan menempelkan muncung pistol pada kepala gadis itu.
"Kalo lo atau anggota lo maju selangkah aja, kepala cewek kesayangan kalian ini bakal hancur!" Ancam Tian.
Bintang sudah menangis sekarang. Dia tidak pernah berada disituasi seperti ini. Situasi seperti ini hanya pernah ia saksikan di drama atau film saja.
"Gue gak pernah main-main sama perkataan gue, Nan!" Ujar Tian dingin saat melihat Haikal dan Bayu mulai bergerak. Dia kembali menekan muncung pistol itu dikepala Bintang dan membuat Bintang semakin menangis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Dua dan Bintang
Fiksi RemajaNama laki-laki itu Adnan Gerdapati Maharaja, laki-laki paling tampan dan populer seantero SMA Merpati. Dia juga adalah ketua geng Dionysus, salah satu geng motor yang sudah berdiri sejak lama dan memiliki reputasi mengerikan. Adnan dicap sebagai ana...