21 : Bintang, Pantai dan Adnan

31 18 1
                                    

Tawaran dari Bintang Cyrenia itu tentu langsung diangguki oleh Adnan Gerdapati. Dan sepagi ini dia sudah siap dengan memakai seragam batik khas SMA Merpati yang berwarna tosca campuran hitam, memakai celana dasar hitam yang Adnan kecilkan. Tidak lupa menyisir rambutnya yang sudah panjang itu.

Sambil tersenyum lebar dia menatap pantulan dirinya dicermin. Adnan yang sedang dalam suasana hati baik juga menyapa semua pengurus rumah tangganya, tukang kebun, dan supir pribadi laki-laki itu. Hari ni Adnan akan membawa mobil, hadiah dari Papanya saat dia ulangtahun kemarin.

Dengan bersenandung riang Adnan membawa mobil mewah itu menuju rumah Bintang yang jaraknya 20 menit dari rumah Adnan. Setelah sampai, laki-laki itu langsung turun, dan menyalami Bunda Bintang yang sedang menyirami tanaman.

"Eh kamu yang kemaren dipemakaman Papa Bintang kan?" Bunda bertanya.

"Iya Bun, saya Adnan."

Bunda mengangguk, "Iya Bintang udah cerita."

Di waktu yang bersamaan dan ditempat yang berbeda, Bintang sedang mengemas bekal untuk mereka jalan-jalan nanti. Dia sengaja memasak makanan kesukaan Adnan, nasi goreng dengan kuning telur matang sempurna. Juga memasukkan empat botol air mineral, karena Bintang gampang kehausan, jadi air minum adalah hal yang penting.

"Bintang, Adnan udah dateng!" Bunda berteriak dari arah luar.

"Iya Bun, bentar!" Untuk terakhir kalinya Bintang kembali mengecek barang bawaannya setelah itu baru dia melangkah keluar.

Bintang tersenyum tipis saat menatap Adnan dan Bunda yang sedang mengobrol bersama.

"Bunda, Bintang pamit dulu ya." Pamit Bintang sambil mencium tangan Bunda.

"Hati-hati ya."

"Adnan pamit ya, Bun." Adnan juga menyalami tangan Bunda.

"Kalian berdua hati-hati."

Mereka berdua mengangguk lantas segera masuk mobil.

"Bolos yuk!" Sahut Bintang.

Perkataan dari Bintang barusan tentu saja membuat Adnan jadi menoleh ke arah perempuan itu. Terkejut tentu saja.

"Gak salah denger nih?"

"Enggak, Adnan. Gue emang pengen bolos hari ini sama lo."

Adnan terkekeh, "Kenapa?"

"Gapapa, pengen jalan aja." Jawab Bintang. "Kalo lo gak mau ya udah sih gapapa."

"Eh mau dong, sejak kapan gue nolak permintaan lo."

Bintang tersenyum lebar. Dia lantas mengambil salah satu tote bagnya, dan menarik keluar jaket. "Nih buat lo pakai." Bintang melemparkan jaket itu pada Adnan.

"Buat apa?"

"Nanti ketauan kalo kita bolos."

"Emang kita mau kemana?"

Bintang tersenyum lebar dan memperlihatkan deretan gigi rapinya, "Dunia fantasi!"

----

Dunia fantasi. Sebuah taman bermain yang dulu sering Bintang kunjungi bersama Mama dan Papa. Bahkan setelah kepergian Mama, dia masih sering berkunjung kesini bersama Papa. Sepagi ini, tentu saja dufan masih terlihat sepi dari pengunjung. Hanya ada beberapa anak sekolah dasar yang sepertinya sedang karyawisata.

Titik Dua dan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang