24 : Gaydan

43 19 0
                                        

Sebelumnya saya ingin minta maaf karena sangat amat terlambat update. Ada beberapa urusan penting yang harus saya selesaikan sehingga tidak bisa update tepat waktu. Tapi terimakasih banyak karena sudah mau membaca cerita ini.

-----

"Selamat ulang tahun, Cyrenia."

Bukan hanya Bintang yang terdiam menatap seorang laki-laki tinggi, berkacamata dengan senyum manis itu, namun semua orang yang ada dihalaman rumah belakang Bintang. Mereka menatap bergantian Bintang dan laki-laki itu.

"Gaydan?"

Laki-laki bernama Gaydan itu tersenyum pada Bintang. "Maaf gue datengnya telat, Ren. Gue baru sampe dari NY sore tadi." Gaydan memberi penjelasan.

Senyum Bintang merekah. "Gapapa. Gue udah tau kalo lo akan selalu terlambat."

Gaydan juga ikut terkekeh. Tapi kemudian raut wajahnya berubah menjadi sendu, dengan pelan dia berkata. "Maaf gue juga telat datang ke pemakaman Papa, Ren."

Bintang hanya tersenyum lantas menggeleng, "Gapapa." Jawabnya.

"Sekali lagi selamat ulang tahun yang kedelapan belas ya, Cyrenia."

Bintang terkekeh. "Gue udah bilang sama lo jangan manggil gue Cyrenia lagi, Dan."

"Kenapa? Kan dari dulu gue juga manggil lo gitu."

Di pandangan Adnan saat ini, mereka berdua sangat tampak akrab. Bahkan sepertinya Bintang lebih dekat dengan Gaydan ketimbang dengan dirinya. Dan apa Gaydan memanggil Bintang tadi? Cyrenia? Bukankah itu panggilan kesayangan dari Mama dan Papa Bintang?.

Jadi, apakah Gaydan laki-laki yang pernah Bintang kagumi?

"Bin, lo gak mau ngenalin kita sama dia?" Bisik Kayla yang berdiri tidak jauh dari Bintang.

Bintang tersadar kemudian tertawa kecil. "Dan, kenalin ini sahabat-sahabat SMA gue. Ada Kayla, Jia, Neya dan Dara."

"Halo." Sapa Gaydan pada keempat perempuan itu. "Ketemu lagi kita, Ney." Sapa Gaydan yang sudah lebih dulu mengenal Neya.

Neya hanya tersenyum saja. Sedang malas berbasa-basi dengan teman lamanya itu.

"Dan ini juga temen-temen SMA gue. Ada Biru, Aksara, Bayu, Haikal, Ken, Farel, dan Adnan."

Saat namanya disebutkan oleh Bintang, Adnan maju dan berdiri disebelah Bintang. Dia kemudian menatap Gaydan.

"Adnan Gerdapati, calon pacar Bintang." Adnan mengulurkan tangannya.

Mendengar perkataan Adnan barusan, Gaydan menatap Adnan dari atas sampai kebawah. Dia kemudian membalas uluran tangan Adnan sambil memperkenalkan diri, "Gaydan Neindra, sahabat kecilnya Bintang."

"Gue merasa akan ada perang dunia ketiga disini." Bisik Haikal pada keenam temannya.

"Tatapan Adnan udah kayak waktu ketemu musuh." Bayu terkekeh.

"Perang akan segera dimulai." Komentar Ken singkat.

----

Sudah sejak dua minggu yang lalu Adnan merencakan acara ini. Membayangkan dia dan Bintang akan duduk bersama sambil mengobrol dan makan jagung bakar. Atau kalau Adnan beruntung, dia bisa memegang tangan Bintang!.

Tapi semua bayangan indah Adnan hancur berkeping-keping karena kehadiran tamu tidak diundang bernama Gaydan Neindra itu! Sejak tadi Bintang dan Gaydan duduk bersebelahan sambil mengobrol dan memakan jagung bakar.

Titik Dua dan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang