2: Bintang

82 23 0
                                    

Harusnya sekolah sudah sepi sekarang, karena bel sudah berbunyi sejak tiga puluh menit yang lalu. Tapi masih tetap ramai karena ada kegiatan ekstrakulikular cheers dan voli. Membuat para anggota kedua ekstrakulikular itu masih berada disekolah.

Dan Bintang, sebagai salah seorang anggota cheers yang berdedikasi dan tidak pernah bolos latihan tentu saja masih ada disekolah ini. Sekarang perempuan dengan rambut sebahu yang dia ikat setengah itu sedang menuju kantin untuk membeli air mineral.

Di salah satu meja kantin ada Adnan dan keempat temannya, sedang tertawa dan mengobrol. Tanpa bicara sepatah katapun, bahkan tidak menoleh sama sekali saat Bintang melewati meja itu. Sampai akhirnya Ken, bertanya pada Bintang soal keberadaan Jia.

"Bin, Jia mana?"

Bintang menoleh ke arah Ken. "Lah Jia tadi bilang pulang sama lo makanya dia nunggu di warung depan."

Mendengar hal itu Ken jadi terdiam ditempatnya. Sedetik kemudian dia sudah bergegas keluar dari kantin. Iya, Ken lupa bahwa hari ini dia harus mengantar sahabatnya itu untuk ke toko buku. Sudah pasti Jia akan marah besar karena Ken membuatnya menunggu tiga puluh menit. Disuruh menunggu semenit saja Jia tidak mau apalagi 30 menit.

"Wah pasti ngamuk tuh Jia." Bintang mengompori Ken yang sudah berlari sambil tertawa.

Teman-teman Ken juga tertawa karena melihat Ken yang panik. Hanya Jianda Monica yang berhasil membuat Kenan Raditya jadi laki-laki yang sangat patuh.

"Nama lo Bintang kan?" Adnan yang sejak tadi menatap Bintang bertanya.

Bintang mengangguk. Dan setelah itu dia langsung kembali pada niat awalnya, membeli air mineral. Setelah selesai membayar, Bintang kembali berjalan melewati meja Adnan dan teman-temannya. Lagi-lagi dia harus berhenti karena Adnan memanggilnya.

"Bintang!"

Perempuan itu menoleh. "Kenapa?"

"Nama lengkap lo siapa?"

Bintang mengernyitkan dahinya, "Kenapa lo nanya nama panjang gue? Lo lagi bantu staff tata usaha?"

Mendengar jawaban Bintang membuat Farel, Haikal dan Bayu tertawa. Sedangkan Adnan wajahnya merah padam menahan malu.

"Gue cuman pengen tau."

"Bintang Cyrenia." Bintang menjawab karena dia tidak mau berlama-lama disini.

Setelahnya dia langsung pergi, mempercepat jalan agar cepat keluar dari kantin dan tidak lagi mendengar ketiga teman Adnan menggoda dirinya.

----

Ekstrakulikular cheers yang Bintang ikuti selesai pukul setengah enam sore. Bintang lalu berjalan menuju depan sekolah, menunggu ojek online pesanannya yang akan sampai sekitar 10 menit lagi. Karena merasa haus dan panas, Bintang berniat untuk ke warung depan sekolah membeli es krim atau minuman dingin.

Warung depan SMA Merpati memang selalu ramai, padahal sudah sore tapi tetap saja warung itu ramai. Entah dengan siswa-siswa SMA Merpati atau siswa sekolah lain. Mereka menjadikan warung itu tempat berkumpul, seperti markas. Dan sore ini, warung itu seperti biasa, tetap ramai.

Saat Bintang melewati kerumunan siswa itu, sautan dan siulan mulai bermunculan. Bintang hanya memutar bola mata malas, terlalu lelah untuk menanggapi para cowok dan catcalling mereka yang memuakkan itu.

Setelah mengambil es krim rasa cokelat, dan mengeluarkan uang pecahan lima ribu rupiah, sebuah ponsel berwarna hitam tiba-tiba diulurkan kehadapan Bintang. Dia menatap pemilik ponsel itu yang sekarang juga sedang menatapnya.

Titik Dua dan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang