Chapter 4

64 35 19
                                    

Happy Reading

"Masyaallah,Gue gak salah denger kan nih?barusan tuh bocah nyatain cinta?" pekik kasya terperangah dengan ungkapan cinta seorang bocah yang bahkan usianya belum genap 10 tahun,

"lo gak salah kas,gue yang salah" jawab aji dengan wajah bodohnya.

stevan menatap aji aneh. "kenapa lo yang salah?" tanyanya.

"gue yang salah karena sudah menonton secara live adegan uwu macam ini" jawabnya mendramatis membuat stevan bergidik ngeri lalu kembali menatap dua bocah yang berdiri hadap hadapan.

"lora gak suka sama dika!" lora mengucapkan kalimat itu dengan lantang dan penuh penekanan dan jangan lupakan tatapan tajam yang ia berikan untuk dika,sedangka bocah laki laki yang ditolak itu sudah berlinang air mata.

"kamu kok jahat sih sama dika?dika s-sayang sama kamu"

"pfftt"

"anj-astagfirullahaladzim generasi micin yang bikin perut gue melintir" ceplos cika sambil memegangi perutnya dan menatap dua bocah itu geli.

"lora suka sama cowok lain" dika menatap lora dengan berlinang air mata.

"siapa itu la?bilang sama dika! bial dika bunuh!" stevan menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan jalan pikiran dua bocah sd dihadpannya ini,bukannya belajar malah kasmaran.

lora berbalik dan mendapati xav yang berdiri di belakangnya,mereka semua mengelilingi dua bocah kasmaran itu yang lebih terlihat seperti akan melakukann penculikan berencana.

"lora suka kak xav" ucapnya sambil memeluk pinggang xav dengan erat.

bocah laki laki bernama dika itu menatap xav dengan tatapan dinginnya yang siap menghunus siapapun,bahkan xav sampai tercengang dengan tatapan seberani itu kepadanya apalagi ini adalah seorang bocah sd yang umurnya jauh dibawahnya.

"dia ya ra?" tanya dika dengan suara berbeda bahkan rere dkk sempat speechles.

"astaga,tuh bocah kok bisa ngomong r" pekik rere tidak percaya.

"kok tiba tiba jadi gans si gilak!" balas cika tak kalah heboh.

"gue insequre sama bocah masa?!" timpal aji dengan wajah masamnya.

lora mengernyit heran saat dika mendekat pada dirinya,lebih tepatnya mendekat kearah xav. dika menyuruh xav untuk berjongkok didepannya agar tinggi mereka sama dan anehnya xav menurut saja lalu jongkok dan menyamai tingginya dengan dika.

dika tersenyum sekilas lalu mendekati xav dan membisikkan sesuatu yang membuat xav menganga tak percaya dengan pemikiran seorang bocah, "lora punya saya" 

setelah puas dengan yang ia lakukan,dika melempar senyum kepada lora lalu pergi begitu saja menaiki sebuah mobil yang tidak jauh dari tempat mereka."gila! dia bisikkin apa xav?" tanya stevan penasaran.

"gak ada"

"ayo kak!" 

"heh! mau lo bawa kemana ave?! dasar bocah genit" rere mencegah lora yang ingin membawa xav pergi dari sana.

lora tidak memperdulikan protes dari rere,ia menatap xav dengan senyum lebarnya. "kakak anterin lora pulang yaaa" lora mengedipkan matanya agar terlihat imut,yah memang imut sih apalagi dengan pipi gembulnya itu.

Merah Putih, Alora (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang