Chapter 6

53 33 12
                                    

Happy Reading
.
.
.
.

"Maksud Lo apaan si Gil?gak paham gua"tanya aji, balapan sudah selesai dan dibubarkan, mereka saat ini sedang berada di Maskar besar AVATAR,sebuah mansion dengan dua lantai dan lumayan besar,cukup menampung puluhan orang.

Agil mengedikkan bahu acuh lalu melanjutkan acara makannya, sebenarnya hanya dia yang sedari tadi makan.

Selain galak,Agil juga suka makan,itulah kata teman temannya.

"Lo tau sesuatu?"tanya Stevan.

Agil tidak menjawab,ia justru menatap Xav karena memang ia harus memberitahu Xav terlebih dahulu.

"Gue mau ngomong"

"Ngomong ya ngomong aja kali disin-

"Berdua" sela Agil saat kasya memberikan protesnya.

Hening untuk beberapa saat sampai Xav menganggukkan kepalanya dan mereka berdua masuk ke dalam ruangan khusus.

Mereka yang berada di ruang tamu melempar tatapan penasaran sekaligus heran,ini bukan hal biasa karena seorang remagil ikut campur dalam urusan Xav,Agil yang biasanya akan cuek dan lepas tangan itu kini terlihat sangat ikut campur dengan urusan Xav terlebih itu dengan rivalnya.

Di ruangan.

"Gue harap lo gak lupa tentang bocah-

"Gue tau,lora kan yang Anka maksud?"

Agil menganggukkan kepalanya lalu mengkuti Xav duduk di sofa panjang yang berada di ruangan khusus ini."apa stev sama yang lain gak inget sama bocah yang dimaksud Anka?"

Xav mengedikkan bahunya acuh."gue gak rugi kalo Anka berbuat macam macam sama lora"

Agil mengernyitkan dahinya bingung."tapi kan--

"Gue gak kenal sama dia Gil,kalo Anka mau jadiin dia mainan ya terserah toh juga lora adeknya"

Agil menghela nafas kasar."Lo tau Anka Xav!! bahkan dia berani ngancurin sepupunya sendiri!"  Kali ini nada bicara Agil sudah tidak santai lagi,ia geram sekaligus jengkel dengan sifat Xav yang tidak pernah berubah walaupun sudah pernah terjadi.

Xav memberikan tatapan tak suka untuk Agil."stop bawa bawa via" ucapnya tajam.

Agil tersenyum sinis."gue sih terserah ya,mau sepupu atau bocah itu sekalipun,tapi gue harap lo gak akan nyesel kedua kalinya"

Xav terkekeh sinis."kenapa gue harus nyesel?Lora cuma bocah SD yang baru gue kenal 2 hari"

BUGH!

"Lo mau mati hah!?" Bentak Xav, ruangan ini kedap suara jadi tidak ada yang bisa dengar keributan mereka.

"Lo perlu gue pukul supaya Sadar kesalahan Lo dimana"

"Oh..atau Lo mau main main sama Rema?" Lanjutnya lagi lalu pergi dari ruangan dengan membanting pintu dengan keras.

"Sial! Remagil setan!!"

Ini resiko temenan sama psycopath atau lebih pantas disebut kanibal?-batinnya berteriak.


*

Merah Putih, Alora (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang