Happy ReadingSatu Minggu berlalu, keadaan Rere sudah kembali pulih dan semakin membaik. Persiapan pernikahan mereka juga lancar.
Saat ini Xav, dan Rere sedang berada di dalam mobil, tentunya tidak hanya berdua. Di mobil juga ada Agil dan lora yang memang baru dijemput Agil dari pulang sekolah.
Lora sepertinya dalam keadaan tidak baik. Sebelumnya lora sudah bercerita dengan Agil mengenai masalahnya. Lora bilang, Dika akan pindah sekolah keluar negeri dan hal itu membuatnya sedih. Awalnya lora akan pulang bersama dengan Dika, vela, dan nera. Tapi, lora memilih untuk menghindar dari Dika untuk sementara. Ia perlu menata hati sebelum ikhlas dengan kepergian Dika.
"Ra, lusa aku pindah." Perkataan Dita yang secara tiba-tiba membuat lora tercengang beberapa detik sebelum menganggukkan kepalanya. "Gak papa, pindah sekolah doang mah masih bisa ketemu kan?"
Dika menggelengkan kepalanya, cowok itu memegang kedua tangan lora dan menatap lekat mata gadis dihadapannya ini.
Baru berpamitan saja rasanya ia sudah merindu, apalagi dipisahkan dengan jarak yang jauh, dan waktu yang berbeda.
"Aku ke new York, Ra."
Deg!
Jantung lora serasa akan lepas saat mendengar Dika yang ingin pindah ke new york. Itu jauh sekali.
"Kenapa harus new York?" Tanya lora dengan mata yang berkaca-kaca.
"Karena papi, Ra."
"Maaf," ujarnya saat melihat lora menundukkan kepala.
"Dika.. lora gak mau kehilangan sahabat dari kecil."
Sahabat ya?
Dika tersenyum tipis saat lora mengatakan bahwa mereka hanya sebatas sahabat masa kecil. Tidak lebih, tidak kurang.
"Aku gak selamanya disana, nanti aku balik. Pasti. Aku gak mungkin bisa ninggalin kamu selamanya, Ra."
Lora menubruk tubuh Dika, mendekapnya dengan erat.
"Hati-hati. Jaga kesehatan. Nanti pas pulang ke sini, bawa pacar. Kasian lora liat Dika gak pernah gandeng cewek," ujar cewek itu disela tangisnya.
Dika terkekeh lirih lalu mengusap kepala gadis itu. Masih dengan posisi saling berpelukan, Dika bahkan mengecup rambut lora berkali-kali. Aroma lavender, Dika sangat menyukainya.
EKHEM!
Begitulah acara perpisahan yang mengharukan antara Dika dan lora harus terhenti ketika sosok Agil datang dengan berkacak pinggang dan menatap keduanya dengan tajam.
"Kak Rere udah baik-baik aja kan?" Rere tersenyum tipis, ini sudah pertanyaan yang kesekian kalinya lora tanyakan sejak mereka keluar dari rumah sakit. Posisinya sekarang adalah Agil yang menyetir dengan Xav disampingnya. Lalu dibelakang Xav ada Rere dan lora duduk dibelakang Agil. Gitu, paham ya?
Oke.
"Kakak baik, lora."
Lora tersenyum tipis lalu memeluk lengan Rere dari samping. " Kamu sendiri kenapa? Matanya sama hidung kamu merah gitu, dek. Kenapa?" Lora menggelengkan kepalanya. Jika ditanya lagi, gadis itu malah kembali teringat dengan Dika yang akan pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merah Putih, Alora (END)
Teen FictionMerah Putih (Alora) -Boleh aku berharap sedikit meskipun tau itu tidak mungkin?- Mungkin, aku adalah salah satu ceritanya. Tapi aku, bukanlah akhir untuk ceritanya. ••• Happy Read! Maafkan,masih banyak Typo direvisi kalau sudah end Bahasa Non baku. ...