Siapapun gak akan mau menerima takdir nya, mereka diam karena mereka pasrah bukan menerima.
-AVATAR-
.
.
.Xav dan para sahabat-sahabatnya sedang berkumpul dengan anggota AVATAR di markas utama, ada masalah yang harus mereka bahas.
Siapa lagi kalau bukan geng anka yang suka berulah.
"Tuh orang gak kapok juga ngajak war, padahal udah tau bakalan kalah," ujar Agil dengan tawa remeh.
Xav sama sekali tidak berbicara, aneh sekali jika anka mengajak AVATAR untuk bertarung tapi tanpa dirinya, yang nyatanya adalah ketua dari RANKA'S.
"Gimana? Ladenin ga?" tanya Stevan pada Xav yang masih diam.
"Sebenernya males, tapi dia janji kalo kalah bakalan berhenti buat onar kan?" Ujar kasya yang juga diangguki aji.
"Lo percaya sama Anka?" Tanya Agil dengan raut wajah ketus.
Kasya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "ya, mana tau kan?"
"Mungkin aja dia udah capek kalah," tambah aji.
"Maka dari itu dia minta buat war dan janji gak akan buat onar lagi dimanapun, kalo mereka kalah," jelas kasya lebih detail.
Xav, Agil, dan juga kasya yang kali ini juga ikut. Mereka masih merasa ada yang janggal dengan tawaran RANKA'S yang tiba tiba mengajak tawuran tanpa ada masalah, apalagi sampai berjanji untuk berhenti jika kalah.
Itu sangat aneh.
"Jangan deh," ujar Stevan memberi usul.
"Kenawhat?" Tanya kasya.
"Feeling gue gak enak sama tawuran kali ini" ujar stevan yang dibenarkan dalam hati Xav, karena ia juga tidak yakin.
Bukan takut.
"Lo takut ada yang mati? Waktu itu juga si itu- gak, gak jadi" kasya tidak jadi melanjutkan ucapannya saat mata Xav dan Agil menatapnya dengan sangat tajam.
"Terima" ujar Agil membuat xav menoleh tidak terima karena agil memutuskan tanpa berdiskusi dengannya.
"Kalian ngerasa ada yang janggal?" Tanya Agil dan diangguki semua inti AVATAR dan juga anggota.
"Kalo ngerasa, ayo kita cari tau" ujar agil santai sambil meminum cola nya.
"Anj" umpat aji dan kasya.
"Kalo firasat gue bener gimana? Bakalan ada yang terjadi pasti ini, firasat gue gak nyaman aja" ucap Stevan.
"Makanya, kita gak akan tau apa isi di dalam sumur kalo kita gak terjun" celetuk Agil dengan bijaknya.
Kasya menatapnya sinis."crazy guy"
"Gue denger btw"
Kasya hanya mendengus tidak suka dengan perkataan Agil yang selalu bisa memancing emosi nya yang memang sangat labil, berbeda sekali dengan Keysa yang lebih kalem dan bisa mengontrol emosi.
Kalau kata kasya, 'jangan bandingin gue sama kembaran gue'
"Gimana Xav?" Tanya Stevan lagi, ia menatap Xav serius meminta kepastian cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merah Putih, Alora (END)
Ficção AdolescenteMerah Putih (Alora) -Boleh aku berharap sedikit meskipun tau itu tidak mungkin?- Mungkin, aku adalah salah satu ceritanya. Tapi aku, bukanlah akhir untuk ceritanya. ••• Happy Read! Maafkan,masih banyak Typo direvisi kalau sudah end Bahasa Non baku. ...