Akhir?

11 6 0
                                    


Happy Reading

Ema tak bergeming dari posisinya, gadis itu masih terduduk di gubuk kecil tak jauh dari rumah besar yang menyekap Stevan dan Rere.

Ema bahkan tidak menyangka dirinya akan ikut terlibat dalam hal ini. Sebelumnya, Stevan mengajaknya untuk pulang bersama sehabis kelasnya selesai. Padahal Ema tau jika cowok itu masih ada kelas, jadi untuk menghargai usaha Stevan, Ema mengiyakan ajakan cowok itu. Tapi, mereka tidak langsung pulang. Katanya, Stevan ingin memastikan keberadaan Rere dulu.

Saat itu mereka mengamati Rere dari dalam mobil, Ema sempat bertanya kenapa tidak didatangi saja? Stevan bilang jangan, karena ini misi mata-mata. Dirasa keadaan Rere baik-baik saja, Stevan pun mengabari aji. Tapi, baru beberapa menit ia mengabari, Stevan bilang merasa ada yang aneh dengan Rere. Ema tidak sempat berkomentar apapun karena Stevan tiba-tiba turun dari mobil dan meminta untuk tetap berada di mobil.

Kejadiannya begitu cepat saat Ema melihat Stevan dan salah satu temannya yang berusaha menyelamatkan Rere dari incaran seseorang. Tapi, keberuntungan tidak berpihak pada Stevan. Laki-laki itu justru digebuki hingga babak belur, sama seperti temannya yang tadi membantu. Ema yang melihat Stevan dan temannya ikut dibawa pun langsung melajukan mobil Stevan untuk membuntuti para penculik itu. Dan berakhir dengan ia yang sekarang tengah bersembunyi di sebuah gubuk.

Drttt

Drtt

Getaran ponselnya membuat ia tersadar dan langsung mengangkat ponsel itu.

"Halo? Abang udah di lokasi."

Ema menatap sekelilingnya yang terdapat banyak bodyguard di setiap sisi rumah. Dengan hati-hati dan perasaan was-was, Ema mengalihkan panggilan telepon ke panggilan vidcall. Ia mengarahkan kameranya ke segala arah agar Agil dapat melihat dengan jelas.

"Abang hati-hati, banyak bodyguard nya!"

"Kamu juga hati-hati, aji sudah Abang suruh ke tempat kamu. Kalo aji datang, kalian langsung pergi dari tempat ini. Gak ada bantahan!"

Tut

Ema mendengus kesal saat sambungan dimatikan sepihak.

Puk

Seseorang menepuk pundaknya, hampir saja Ema berteriak jika saja orang itu tidak menutup mulutnya. "Jangan berisik! Ayo, gue antar Lo pulang."

"Kak aji, gimana kak Agil?"

"Aman, kita kesini gak cuma berempat kok. Anak avatar udah Ngepung tempat ini. Jadi, tugas gue sekarang bawa Lo ke pulang. Seenggaknya ke tempat yang aman."

Ema menganggukkan kepalanya patuh, toh! Sebenarnya ia juga tidak ingin terlibat dengan Maslaah orang lain.

"Ayo, naik!" Aji memberikan helmnya kepada Ema. Aji tidak menyalakan motornya disana, tapi dari jarak yang lumayan jauh agar tidak terdengar dan menyadarkan penjaga penjaga itu.

•••

"Gimana? Udah dikepung?" Tanya Xav pada Agil yang sedang berkomunikasi lewat HT berukuran mini.

"Udah, kita tinggal naik ke lantai atas. Disana Rere disekap," ujar Agil.

"Lima orang ikut gue sama Agil ke atas, sisanya bantu dibawah dan jaga-jaga disekitar kalau ada yang datang. Jangan buat keributan, paham?" Anggota Avatar menganggukkan kepalanya ketika mendengar perintah sang leader.

Merah Putih, Alora (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang