Happy Reading
Di dalam sebuah kamar bernuansa serba hitam dan abu-abu, terdapat seorang gadis yang sedang terbaring dengan kedua tangan yang terikat di kepala ranjang. Mulutnya dibekap dengan lakban, serta matanya yang ditutup dengan kain hitam.Gadis itu terus memberontak sejak beberapa saat kesadarannya kembali.
SRETT
Gadis itu berhasil menarik salah satu tangannya yang terikat di kepala ranjang, gadis itu pun membuka kain yang menutup matanya.
Mata lentik yang sembab akibat terlalu banyak menangis itu mengerjap pelan, matanya masih menyesuaikan keadaan di sekitarnya. "X-xav, tolong..." Lirihnya ketika mendapati seorang laki-laki berdiri menatapnya tajam.
Gelap. Kesadarannya pun hilang bersamaan dengan tawa kencang dari laki-laki itu. "Rehana... Bentar lagi nyokap Lo Dateng. Tenang aja, Lo gak akan sendiri disini."
•••
Tap
Tap
Tap
Tap
Tap
Derap langkah kaki terdengar di sepanjang koridor rumah sakit, beberapa suster dan dokter serta pasien yang melihat sekumpulan orang tengah berlari tergesa-gesa di rumah sakit besar ini melihatnya dengan tatapan aneh.
Gerombolan laki-laki dan satu orang gadis kecil di antara mereka kini berhenti tepat di ruang UGD. Di sana sudah ada seorang wanita dan dua orang paruh baya berbeda jenis kelamin, orang tua si kembar Kasya dan Keysa.
"Yah, gimana keadaan key? Key baik-baik aja kan pah?"
PLAK!
Suasana yang tadinya ricuh mendadak hening ketika bunyi nyaring dari tamparan terdengar menggema di koridor tempat mereka berdiri sekarang ini.
Xav dkk menatap tak percaya pada tuan Adam yang tak lain adalah ayah kandung dari si kembar. Adam Ahmad Bartilio.
Sampe sini, ngeh gak? Kalo nama terakhir Kenan sama si kembar samaan?
Oke, lanjut!
"Ayah! Sudah!" Ibundanya kasya menghampiri anaknya dan memeluknya dengan erat.
"DASAR ANAK TIDAK TAU DI UNTUNG! PEMBAWA SIAL! SAYA MASIH BERBAIK HATI BUAT BAWA KALIAN BERDUA MASUK KE DALAM RUMAH SAYA! YANG SATU TIDAK TAU DIRI, YANG SATU LAGI PEMBAWA SIAL!"
JDAR!
Kasya merasakan sesuatu menghantam dadanya dengan keras. Ia menatap ayahnya dengan mata yang berkaca-kaca. Apakah dihadapannya ini benar-benar ayahnya? Kenapa keraguan kasya seolah diberikan bukti sekarang?
"Benar? Berarti benar kalau kami bukan anak kandung ayah?" Pernyataan kasya tentu saja mengejutkan semua orang.
Selama ini, kasya menyimpan semuanya sendiri. Bahkan sang adik yang berbeda 10 menit pun tak diberitahukan.
"BENAR, YAH?! Jawab kasya," ujarnya diakhiri dengan lirih.
"SAYA MUAK MELIHAT KALIAN BERDUA! JIKA BUKAN KARENA ISTRI SAYA, TIDAK AKAN PERNAH SAYA MENGAKUI KALIAN SEBAGAI ANAK!!"
"CUKUP! CUKUP, PAH! SI KEMBAR ITU ANAK AKU!" Anggota inti Avatar tidak ada yang berani membuka mulut, hanya aji dan Agil yang sejak tadi mengusap bahu kasya agar si empunya merasa lebih tenang.
"DIA BUKAN ANAK AKU! DIA BUKAN DARAH DAGING KU! DIA HANYALAH ANAK HARAM HASIL PERSELINGKUHAN KAMU, MAH!"
Deg!
KAMU SEDANG MEMBACA
Merah Putih, Alora (END)
Teen FictionMerah Putih (Alora) -Boleh aku berharap sedikit meskipun tau itu tidak mungkin?- Mungkin, aku adalah salah satu ceritanya. Tapi aku, bukanlah akhir untuk ceritanya. ••• Happy Read! Maafkan,masih banyak Typo direvisi kalau sudah end Bahasa Non baku. ...