CIKDIS (Cika&Disa)

12 8 0
                                    

Happy reading

•••

Xav mengelus rambut Rere yang tertidur di lengannya. Setelah mendengar cerita Rere tadi, hingga gadis itu kembali menangis dan tertidur, Xav membawanya ke kamar dan menemani gadis itu tidur.

Mengingat bagaimana hancurnya Rere saat menceritakan itu semua membuat Xav geram. Ia berjanji dalam hatinya untuk Rere, apapun yang terjadi ia akan melindungi gadisnya.

"Eungh." Rere menggeliat dari tidurnya, gadis itu memeluk Xav dengan sangat erat. "Morning, sayang." Suara serak ala xav memasuki pendengarannya membuat Rere tidak bisa menahan degup jantungnya.

Pesona xav sangat mubazir kalo disia-siakan, batin Rere.

"Bangun, hm?" Rere menganggukkan kepalanya, gadis itu mengambil posisi duduk sambil mengucek matanya. "Jangan dikucek, sayang. Sakit." Xav memegang tangan Rere yang digunakan untuk mengucek mata gadis itu.

"Huaaaaaa! Malu!" Rere menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

"Kenapa malu?" Tanya Xav bingung.

"Kita tidur bareng, kan belum sah." Xav yang mendengar itu pun hanya bisa terkekeh dan mengacak rambut Rere gemas.

"Mandi sana, aku masakin sarapan ya?"

"Eh! Masa kamu yang masak? Aku aja," ujar Rere hendak turun dari kasur, tapi ditahan oleh Xav.

"No! Kamu mandi aja, aku yang masak. Simulasi jadi suami idaman," ujar Xav tersenyum lebar membuat Rere mengangguk saja dengan tersenyum malu-malu pastinya.

Di pagi hari yang cerah, secerah suasana hati Xav dan Rere. Bangun di pagi hari sambil berpelukan, kemudian sarapan bersama. Dan melakukan aktivitas lainnya di hari libur seperti biasa.

"Xav." Yang dipanggil pun menolehkan kepalanya, mereka berdua kini sedang bersantai di depan tv dengan meja yang dengan camilan.

"Kamu tau gak? Kemarin, Kenan hampir aja culik aku," ujar Rere dengan nada serius, tapi wajah gadis itu menggemaskan di mata Xav. Oke skip! Lagi mode serius.

"Terus? Kamu gak papa kan?"

Rere menganggukkan kepalanya cepat. "Lora sama temen-temennya bantu aku. Untung ada mereka, kali enggak, sekarang aku gak lagi duduk sama kamu disini." Perkataan Rere membuat Xav menoleh lagi dengan cepat.

"Lora?"

"Iya, Bocil yang dulu bucin mampus sama kamu," ujar Rere terkekeh. Tapi, tidak dengan Xav yang menanggapinya dengan diam. Keterdiaman Xav membuat Rere heran. "Kenapa, Xav?"

"Hah? Enggak, gak papa."

"Kamu....suka ya sama lora?"

Deg

Tentu saja. Perkataan rere menembus jantungnya. Ia merasa aneh dan janggal dengan rasa ini, tapi sesegera mungkin ia tepis rasa aneh itu dan menggelengkan kepalanya menatap Rere dalam-dalam. "Enggak, sayang. Aneh deh kamu," ujarnya. Rere hanya terkekeh kecil ketika mengingat bagaimana lora sangat gencar mendekati Xav, laki-laki yang baru dikenal.

Merah Putih, Alora (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang