Chapter 1

106 41 55
                                    

<><><><><><><><><><><><><><><><>Pernah terlintas dipikiranku, kenapa semua yang terjadi padaku harus terjadi kepadaku?-MerahPutih-<><><><><><><><><><><><><><><><><>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

<><><><><><><><><><><><><><><><>
Pernah terlintas dipikiranku, kenapa semua yang terjadi padaku harus terjadi kepadaku?
-MerahPutih-
<><><><><><><><><><><><><><><><><>
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Xaveian Alexis Jordan

Seorang laki laki murid SMA kini tengah terbaring di atas brankar rumah sakit sambil memperhatikan seorang gadis kecil berseragam merah putih yang sedari tadi mondar mandir didekat tempat ia berbaring.

Wajah khawatir gadis itu entah kenapa menimbulkan rasa gemas untuk Xav, ia sedikit meringis saat merasakan sakit di punggungnya.

Bocah SD yang mondar mandir itu otomatis mengalihkan pandangannya ke arah Xav yang kesakitan."kakak gak papa?" Tanya bocah itu menatap dalam kearah mata Xav.

Cantik sekali-batinnya.

Xav menggelengkan kepalanya untuk menyadarkan imajinasinya yang meliar, ia tersenyum dan mengelus rambut halus bocah kecil itu. "Kakak gakpapa kok" jawab Xav dengan suara selembut sutra.

PRANG!

Xav menoleh ke sumber suara, ia bisa melihat teman temannya yang mematung di ambang pintu saat mendengar suaranya, aneh memang tapi ini sangat langka.

"S-seorang Ave ngomong pake bahasa lembut?" Ucap salah satu dari mereka dengan terbata bata membuat Xav memutar bola mata malas sedangkan Lora hanya diam memperhatikan para cowok cowok yang sedang menatap kearah mereka bingung.

"Astaga, perdana anj-astagfirullah lupa kalo ada bocil" celetuk yang lainnya lagi.

"Ada yang patah gak Av?" Salah satu dari mereka maju mendekati ranjang dimana xav berbaring.

"Gak" jawabnya singkat membuat semua Yang ada disana menghela nafas panjang.

"Balik lagiiii" dumel mereka.

"Hai Adek emes" goda salah satu cowok yang paling pendek diantara mereka.

Lora yang merasa di sapa pun menoleh dan tersenyum lebar membuat mereka semua ternganga.

"Manis sekali Subhanallah!"

"Astaga! Jiwa kejombloan gue berkedut"

"Masa iye gue jatuh cinta sama bocil"

"Adek namanya siapa?" Tanya cowok itu lagi mengabaikan suara suara yang memuji bocil dihadapannya ini.

"Namaku Lora, kak"

Merah Putih, Alora (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang