Chapter 3

80 38 32
                                    

Semua perempuan itu sama, Selalu benar.
-MerahPutih-

.
.
.
.

<><><><><><><><>


"Loraaa sayang! Sarapan dulu ih kamu ini kenapa buru buru banget sih" gerutu Azkya saat melihat putri kesayangannya memakai ranselnya dengan terburu buru dan hanya meminum susu nya.

"Ihh mamaa,lora mau ketemu kakak yang kemaren" lora menghampiri azkya dan mencium kedua pipi mamanya sebelum pergi menghampiri ayahnya Reno, yang sedang memakai sepatunya.

Reno langsung pulang ketika mendapat kabar anaknya kecelakaan, tapi saat dirumah ia melihat putri kecilnya itu justru sehat wal'afiat, alhasil hari ini dia akan kembali ke Jakarta untuk pekerjaannya.

"Jangan lari lari sayang"

"Ayok pah!" Lora menarik tangan ayahnya dengan tidak sabaran.

Azkya dan Reno yang melihat anaknya itu hanya menggelengkan kepalanya.

Disepanjang jalan lora tidak berhenti mengoceh tentang Xav yang hampir menabraknya,dan juga tentang teman teman Xav yang katanya sangat tampan.

Reno yang mendengarkan dengan setia hanya bisa terkekeh kecil, kali ini reno mengantar lora sampai lampu merah tepat didepan sekolahnya.

"Nanti Abang kamu yang jemput ya sayang" ucap Reno pada putrinya.

"Ish kok Abang sih pah, yang ada aku kayak lagi sama kulkas berjalan" lora memberenggut kesal saat mengingat sifat abangnya yang sangat kaku dan dingin kepada siapapun termasuk dirinya dan juga orang tuanya.

"Abang mu hari ini pulang loh,yaudah sana papa mau langsung ke Jakarta" lora menangguk lalu mencium pipi Reno dan keluar dari mobil dengan senyum yang mengembang.

Lora melambaikan tangannya saat mobil Reno perlahan menjauh dari sekolahnya.

7.15

"Masih lama ya masuknya, kakak kemaren lewat sini gak yah?apa telpon aja ya?tapi tadi malam di SMS gak bales" lora mengerucutkan bibirnya lalu mendatangi salah satu pedagang asongan yang sepertinya seumuran dengan dirinya.

"Haloo, kamu jualan apa?aku mau beli Milo nya dong satu" bocah laki laki seumuran dengannya pun menoleh dan memberikan satu kaleng susu Milo kepada lora.

"Yang kotak gak ada ya?" Bocah laki laki itu menggeleng, lalu lora memberikan uangnya kepad bocah itu tanpa meminta kembalian.

Lora memperhatikan bocah laki laki tadi yang kini sudah berjalan menuju ke tengah jalan dimana lampu merah sedang berlangsung.

Lora menatap kaleng susu ditangannya."gimana bukannya hadeh"

Tanpa sengaja, lora melihat seorang laki laki remaja yang sangat ia kenal, dengan segera ia menghampiri remaja itu dan berdiri tepat disebelah motor yang dikendarainya.

"Kak xavv!" Pekik lora girang, sedangkan yang dipanggil menoleh dengan menaikkan satu alisnya.

Lora menyodorkan kaleng susu yang belum ia buka."minta tolong"

Xav menghela nafas kesal lalu mengambil kaleng itu dan membukanya dengan mudah."makasihhh"

Lampu hijau sudah tiba, hal yang ditunggu tunggu pengendara yang sedang antri ini, lora melongo tak percaya saat Xav berlalu pergi begitu saja membuatnya kesal kemudian dengan hati hati dan juga tentunya dengan bantuan orang dewasa disana ia menyebrangi lalu lintas dan kembali masuk ke sekolah.

Merah Putih, Alora (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang