•__________Happy Reading_________•
Kalau ada masalah, bicarakan baik-baik. Kita sudah sama-sama dewasa, tidak pantas rasanya menomorsatukan keegoisan.
-Xaveian-Cowok itu yang dipegang omongannya, tapi gimana kalau cowok cuma modal ngomong tanpa usaha? Justru balik nyalahin ceweknya.
-Rehana-^•^
Gadis itu berdiri di rooftop dengan pandangan kosong menatap ke arah luasnya ibu kota yang macet, klakson terdengar saling bersahut-sahutan dari semua sudut jalan.Kakinya ia biarkan mengayun bebas, gadis itu duduk tepat di pinggir rooftop yang tidak terhalang pagar pembatas.
Susah-susah xav mencari gadis itu di luar gedung, ternyata gadis itu duduk anteng di atas atap gedung.
Mungkin orang yang lewat akan mengira bahwa gadis ini ingin bunuh diri.
Sama, saya pun juga.
"Ngapain?" Rere menoleh ke belakang dan mendapati Agil yang duduk disebelahnya.
"Lo mau bunuh diri?" Rere menggelengkan kepalanya sambil mengernyitkan dahinya heran."ngapain bunuh diri?" Tanya Rere balik.
Agil mengedikkan bahunya acuh."siapa tau, karena batal tunangan Lo jadi pengen mati."
"Dih, bego kali. Gue belum kebeli tas baru keluaran Dior." Cetus Rere membuat Agil tersenyum sinis.
Lihatlah, Xav itu menyakiti perempuan yang salah."gue beliin mau? Tapi yang Gucci." Rere memutar matanya memikirkan sesuatu lalu menganggukan kepalanya."setuju, tapi janji."
"Dasar matre."
Rere menatap Agil tajam."bilang aja gak ikhlas Lo, sok nawarin."
"Matre Lo gak pernah ilang ya."
Rere menggelengkan kepalanya."cewe itu gak matre, kalau ada cowok yang bilang cewek itu matre, ngaca aja. Mungkin dia yang gak mampu."
Agil menggelengkan kepalanya tak percaya."ada untungnya sih, kalian gagal tungangan." Ucap Agil.
"Lo kok gitu!?" Protes Rere.
"Kalo Lo berdua tunangan, yang ada abis duit Xav walaupun dia kaya tujuh turunan." Timpal Agil.
Rere mendelik tak terima."gue kan realistis, jadi wajar dong."
"Cowok sejati gak akan membiarkan wanitanya susah." Lanjut Rere lagi dengan mengangkat dagunya tinggi, menyombongkan quetos yang baru saja nyantol di otaknya.
"Dan cewek baik, gak akan memberatkan laki-lakinya."
Sekak
"Lo paling bisa bikin gue emosi." Dengus Rere.
"Dan cuma gue yang ngerti lo, bahkan gue yang tau dimana Lo dibandingkan Xav yang katanya cinta sama Lo."
Rere menyipitkan matanya menatap Agil penuh kecurigaan."jangan-jangan...
"Jangan-jangan ya janganlah." Sela Agil.
"CK! Jangan-jangan Lo suka lagi sama gue? Lo nyimpen perasaan udah lama ya sama gue? Ngaku aja gil, siapa tau gue terima."
"Cewek sinting! Gue cuma kesepian aja." Ucapnya.
Rere menghela nafas berat, tidak ingin membahas masalah yang terjadi malam ini."Ema gimana?" Tanya Rere.
"Masih kuliah di Bandung."
"Dia gak mau ke Jakarta, ketemu abangnya?" Tanya Rere lagi, ia menatap wajah tegas Agil dari samping.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merah Putih, Alora (END)
Roman pour AdolescentsMerah Putih (Alora) -Boleh aku berharap sedikit meskipun tau itu tidak mungkin?- Mungkin, aku adalah salah satu ceritanya. Tapi aku, bukanlah akhir untuk ceritanya. ••• Happy Read! Maafkan,masih banyak Typo direvisi kalau sudah end Bahasa Non baku. ...