•__________Happy Reading__________•
Seminggu berlalu semenjak lora mengatakan akan pindah ke Jakarta melanjutkan sekolahnya, ia pindah tidak sendiri, melainkan bersama keluarga besarnya.Ayahnya memang merantau ke Bandung, saat ini mereka akan pindah ke tempat asal mereka di Jakarta. Lora yang awalnya sempat menolak, kini hanya bisa diam dan pasrah mengikuti kemanapun orang tuanya pergi.
"Kak Anka, ayo kita ke markas kak Ian." Rengek lora menarik-narik kaos cowok itu.
"Nanti ra, kakak capek."
Tidak salah kalau Anka capek, mereka habis beres-beres untuk kepindahan mereka ke Jakarta besok pagi.
Apalagi barang yang akan dibawa sangat banyak hingga menyewa dua mobil pick up.
"Anterin loraaaa, huaaa."
"CK, iya iya."
Lora mengembangkan senyumannya selebar mungkin, ia mengikuti kakaknya menuju mobil yang terparkir rapih di depan rumah. "nanti kalau mau pulang, minta anterin kak Agil atau kak Ian ya? Kakak ada urusan." Kata anka dan diangguki oleh lora.
"Jangan kesorean!"
Lora menganggukkan kepalanya lagi dan akhirnya mereka berangkat menuju markas Avatar.
Setelah sampai disana, markas terlihat sepi. Hanya ada beberapa anggota Avatar yang berjaga dan bermain diluar rumah.
"Ngapain Lo kesini?" Tanya salah satu dari mereka sinis.
"Santai, gue cuma nganterin adek gue ketemu pangerannya."
Tanpa pamit kepada Anka, lora berlari masuk menerobos dua orang yang berdiri menghalangi gerbang."eh, bocah!"
"Biarin kali, dia gak bawa senjata tajam."celetuk Anka, cowok itu baru akan menaiki motornya tapi urung ketika agil datang menghampirinya.
"Masuk dulu." Ujar agil.
Anka mengernyitkan dahinya tidak mengerti. "besok Lo mau pindah, masuk dulu pamitan," Ujar agil dengan wajah datar tanpa ekspresi.
"Sarap lu."
"Anggap aja pamitan sama rival." Kata Agil lagi, lalu cowok itu kembali masuk kedalam rumah(markas).
"Males banget, so akrab."
"Kak Anka!! Masuk dulu ih bentar." Pekikan lora dari dalam rumah berhasil mengurungkan niat Anka yang ingin pergi.
"Cerewet banget, kek mama." Gumamnya.
"Weeee, rival tersayang kita besok pindah nih. Gak bakal ada temen tawuran lagi dong." Celetuk aji, cowok itu duduk di di kursi yang agak jauh dari ruang tamu. Aji duduk didekat pembatas dapur dan ruang tamu, cowok itu sedang merokok dan itulah alasannya kenapa ia berada disana.
"Berisik."
"Kak Anka gak main geng-geng an lagi kok," Sela lora.
"Masa? Sejak kapan? Kok bisa?" Pertanyaan beruntun itu datang dari kasya yang kepo.
Aji segera mematikan rokoknya lalu ikut nimbrung bersama kasya dan Lora yang membahas perihal anka. "Dari yang lora denger, kak anka dimarahin papa gara-gara lora mau diculik waktu itu. Ingat kan? Yang waktu itu kak kasya dikeroyok." Jelas lora panjang lebar.
"Terus terus?" Aji dan kasya sepertinya sangat kepo dan tertarik dengan apa yang dibahas lora.
Lain dengan mereka berdua, Anka sudah menahan kekesalannya dengan mengepalkan tangan kuat. Sedangkan Agil hanya menatap mereka bertiga tanpa minat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merah Putih, Alora (END)
Teen FictionMerah Putih (Alora) -Boleh aku berharap sedikit meskipun tau itu tidak mungkin?- Mungkin, aku adalah salah satu ceritanya. Tapi aku, bukanlah akhir untuk ceritanya. ••• Happy Read! Maafkan,masih banyak Typo direvisi kalau sudah end Bahasa Non baku. ...