Rival

38 22 21
                                    

Temen kita bisa jadi musuh, dan musuh belum tentu selamanya jadi musuh.

-coklat-
.
.
.
Happy Reading

Saat ini, Anka dan Lora sedang berada di markas utama milik geng avatar. Awalnya anka menolak ketika diajak kesini, tapi berkat wajah memelas adiknya akhirnya ia ikut walaupun dengan setengah hati yang tidak ikhlas.

"Rasanya pengen kabur, ya gak sih?" Tanya aji memancing keributan.

"Lo diem deh, genteng bocor," ucap Stevan.

Mereka memfokuskan pandangannya lagi pada dua sejoli yang berbeda umur kini tengah duduk berdua di single sofa dengan Lora di pangkuannya.

Xav tidak bisa menolak ketika lora duduk di pangkuannya dan memeluk lehernya posesif. "fungsi gue disini apaan," gumam Anka  dapat didengar aji yang duduk disampingnya.

Aji menyerahkan bungkus rokoknya pada anka tapi ditolak. "cih, gue gak ngerokok," ujar Anka menatap aji dengan pandangan jijik.

"Apaan lo liatin gue gitu?" Tanya aji tak bersahabat.

"Sejak kapan Lo ngerokok?" Tanya Anka balik.

Aji memutar matanya keatas memikirkan sesuatu lalu kembali menatap Anka dengan wajah datar. "urusannya sama Lo?"

"Ck!" Anka berdecak kesal. Ia menatap lora yang asik bermain dengan xav.

"Ra? Pulang yok, nanti dicariin mami." lora menggelengkan kepalanya, ia membenamkan wajahnya di ceruk leher Xav.

Xav menahan nafas, bagaimanapun ia adalah seorang laki-laki walaupun lora hanyalah gadis kecil. "pulang, ra. Besok ketemu lagi," ujar Xav.

Lora mendongakkan kepalanya menatap xav dengan tatapan sedih. "janji ya, kak?" Xav menganggukan kepalanya dua kali membuat lora tersenyum.

Cup

Mereka semua dibuat tercengang saat lora tiba-tiba mencium pipi xav dengan cepat, bahkan Anka sampai melototkan matanya. "lora!" Tegur Anka.

"Yok kak, pulang!" Lora menarik tangan anka, ia melihat adiknya itu melambaikan tangannya kepada semua anggota Avatar yang sedang berada di markas saat itu.

"Gila, bocil. gercep juga," celetuk aji setelah lora dan anka pergi.

"Gue juga tercengang!" timpal kasya.

"Eh, kas? Lo udah sehat nih ceritanya?" Tanya aji yang melihat kasus menuruni tangga.

Kasya menganggukkan kepalanya dan sedikit melakukan peregangan tubuh. "lumayan, gue juga liat adegan dimana xav dicium bocil tadi," kata kasya dengan tawa yang menyembur.

Xav sendiri tidak berkomentar banyak, walaupun dalam hatinya ia juga sangat terkejut dan tidak menyangka dengan perbuatan lora.

"Btw,"

Mereka semua menolehkan kepalanya ke arah pintu, disana anka beridiri tanpa ada lora. "bukan gue yang ngerencanain ini," ujarnya dengan wajah serius.

Xav berusaha mencari sebuah kebohongan di mata Anka, tapi sialnya cowok itu berkata jujur. "kenapa gue harus percaya?" Tanya Xav.

Merah Putih, Alora (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang