AVATAR VS RANKA'S

33 24 6
                                    

Solidaritas tanpa batas, atau solidaritas karena nutupin gengsi?
-Coklat-
.
.
.
.
.

Markas AVATAR

"Key, kasya belum ada telepon?" tanya agil menatap Keysa yang sedang memainkan kartu domino bersama stev dan aji.

Keysa menggelengkan kepalanya."tuh anak, kalo lagi emosi pasti bawa perkara," celetuk aji membuat stev menatapnya tajam.

Aji menyengir kuda. "maaf key, gue gak-

"Gak papa, yang lo bilang selalu bener." keysa tersenyum samar. Kasya seperti ini, itu karena dirinya. Jika kasya melakukan sesuatu yang berbahaya, itu adalah tanggung jawabnya.

"Udah, gak usah dipikirin," ujar Stevan.

Mereka kembali dengan permainannya sampai dimana Keysa mendapat telpon dari kembarannya."hal-

"Kas? Lo kenapa? dimana!!?"

"Oke, lo sebisa mungkin-halo? Kas!! Sial!"

Mereka semua yang mendengar umpatan dari Keysa pun mendekat.
"Kenapa?" Tanya agil.

"Tolongin kasya, dia dikeroyok dekat markas kita," ujar keysa dengan air mata yang menggenang di pelupuk matanya. See? Keysa itu lemah menyangkut kembarannya.

"Panggil semua Avatar! Kita susul sekarang!" ujar Xav lantang dan berlari keluar menuju motornya, diikuti yang lainnya.

"Kas, gue mohon," gumam Keysa lirih.

Disisi lain sebelum kejadian...

"Kak? Tempat kak xav nya jauh ya?" Lora bertanya dengan sedikit meninggikan suaranya agar tidak teredam oleh suara klakson kendaraan dan angin.

"Bentar lagi sampe," balas kasya.

Akhirnya, lora duduk dengan tenang. Kedua tangannya masih betah memeluk pinggang kasya dari belakang.

CITTT

Brugh

"Aduh, kak kas!" Pekik lora mengusap dahinya yang nyeri karena terbentur punggung tegap kasya yang tiba tiba mengerem mendadak.

"Kak kas, apa apaan sih! Itu bahaya tau!" omel lora yang masih tidak menyadari keadaan sekitar.

"Kak!!"

Kasya tidak memperdulikan teriakan dari lora, yang ia pikirkan sekarang, bagaimana caranya untuk kabur dari rombongan RANKA'S yang membawa puluhan anggotanya.

Kasya memutar tubuh, "sial, udah dikepung!"

"Mau kabur? Haha," kasya kembali menoleh ke depan.

Ia turun dari motornya dan membiarkan lora tetap duduk di motornya."kak? Ini mereka siapa ya? Banyak banget," celoteh lora menatap satu persatu anggota RANKA'S.

Didepan sana, seseorang yang paling mencolok dengan jaket merah darahnya. Kontras dengan warna baju anggotanya yang rata-rata berwarna hitam. "kasya...  mana kembarannya?" Ujar orang itu.

Merah Putih, Alora (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang