Happy reading
"Jadi...
Flashback on
06. 30Pagi-pagi sekali anggota inti Avatar, dan ada Rere, Minus Cika dan disa. Mereka kini sedang berada di rumah Anka atas permintaan lora. Katanya untuk perpisahan.
"Kak Ian, lora gak lama kok di Jakarta! Nanti kalo udah 17 tahun, lora balik kesini lagi, kak." Xav hanya bisa tersenyum saat mendengar perkataan lora.
"Kamu baik-baik ya disana," ujar Xav tersenyum tipis, apalagi saat melihat lora yang menganggukkan kepalanya antusias.
"Ayo, sayang." Panggilan mami azkya membuat lora menganggukkan kepalanya dengan wajah lesu. "Lora pamit, kak." Tanpa ragu, gadis itu memeluk Xav dengan sangat erat. Xav juga tidak mempermasalahkannya, buktinya cowok itu membalas pelukannya.
Satu persatu lora memeluk teman-teman Xav, yang terakhir adalah Rere. "Kakak, jaga jarak ya sama kak Ian selama lora gak ada!" Meskipun terkejut, Rere hanya bisa pasrah sambil terkekeh maklum.
Namanya juga anak kecil baru seumur jagung, liat cowok ganteng dikit gak bisa gak dipepet.
"Udah, ayok dek."
"Dadah semua."
Mereka melambaikan tangannya menatap mobil keluarga lora yang menjauh dan mengecil. Xav menghela nafas berat. "Sekarang bisa balik kan? Gue ngantuk sumpah," ujarnya menguap lebar.
"Bentar. Gue ada rasa gak rela tuh bocah pergi." Mereka yang ada disana langsung menatap aji dengan penuh selidik. Sejak kapan cowok itu peduli dengan kehadiran lora.
"Gue juga," ujar kasya dan Stevan bersamaan.
"Apaan sih kalian! Biasanya juga biasa aja." Xav menggelengkan kepalanya. Mempunyai sahabat yang tidak punya pendirian memang sulit. Sukanya plin-plan.
"Gak tau kenapa, gak ada tuh Bocil gue ngerasa hampa." Aji menatap jalanan dimana terakhir ia melihat mobil keluarga lora sebelum mobil itu bergerak pergi.
"Gue ngerasa sepi," tambah Stevan dan langsung diangguki kasya.
"Walaupun kita kenal dia gak lama, tapi kalo gak ada dia, gue ngerasa ada yang kurang. Gak tau juga gue, aneh banget sih. Markas aja lah, males gue ngegalau," ujar kasya berlalu menaiki motor besarnya dan diikuti yang lainnya.
"Xav! Nebeng ya?!" Sempat terdiam sebentar hingga akhirnya Xav menyetujui permintaan Rere.
Mereka semua bergerak menuju markas untuk kembali tidur, dan mungkin hanya main untuk menghabiskan waktu libur? Sebentar lagi akan ada ujian, tapi mereka diberi waktu libur selama satu Minggu untuk mempersiapkan segalanya.
Tidak dengan yang lainnya, Xav dan Rere memilih untuk berbalik arah, hal itu membuat Rere sempat bingung. Tapi, perkataan Xav membuatnya diam dan mengulum senyum. "Kita sarapan dulu, gue belum ada makan dari kemarin."
Xav menghentikan motornya di depan warteg yang belum ramai pengunjung, mungkin karena masih sangat pagi. "Makan di warteg gak papa?" Tanya xav sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merah Putih, Alora (END)
Teen FictionMerah Putih (Alora) -Boleh aku berharap sedikit meskipun tau itu tidak mungkin?- Mungkin, aku adalah salah satu ceritanya. Tapi aku, bukanlah akhir untuk ceritanya. ••• Happy Read! Maafkan,masih banyak Typo direvisi kalau sudah end Bahasa Non baku. ...