Ada hal yang kita pelajari dari masa lalu, tapi ada hal yang semakin buruk ketika masa itu kembali.~
Nyawa, dibalas dengan nyawa. Begitah mungkin pendapat anak-anak zaman sekarang yang tidak dapat mengontrol emosi mereka. Hidup ini akan terasa damai dan aman jika saling menjaga tanpa menyimpan perasaan dendam teramat dalam.
Bertahun-tahun sudah lamanya, tapi yang namanya setan tidak akan pernah bosan menggoda manusia untuk melakukan hal-hal terlarang yang dibenci oleh tuhan. Manusia pintar? Tidak! Mereka bodoh karena mengikuti nafsunya.
Begitulah mungkin yang dirasa seorang pria berusia 25 tahun yang kini tengah duduk santai di kamarnya sambil mengamati setiap foto yang tergantung di seutas tali panjang. Dari sekian banyak foto, yang paling banyak hanyalah potret seorang gadis berambut panjang bergelombang berwarna hitam kecoklatan yang tengah beraktivitas.
Mulai dari menyirami tanaman, makan di restoran, memasuki unit apartemen, bahkan foto-fotonya waktu SMA pun semuanya ada di sana.
"Gue benci Lo! Rehana."
Faktanya, kenyataan dan bukti apapun tidak bisa mencegah adanya percikan api di hati seseorang karena telah dibiarkan terpendam terlalu lama. Hanya menunggu waktu untuk meledakkannya menjadi bom besar yang merugikan banyak orang.
••
Semenjak pertemuan mereka, lora dan Agil juga teman-temannya yang lain semakin dekat. Seperti saat ini, hari terakhir ujian nasional, lora dijemput oleh Agil dan juga Stevan yang memang tidak sedang memiliki kesibukan. Rencananya mereka akan kembali mengadakan party seperti Minggu kemarin, tapi tidak di markas melainkan di rumah lora, atas permintaan sang mami.
Kini, lora menjadi pusat perhatian di sekolahnya dikarenakan dua manusia tampan yang baru saja keluar dari mobil mewah berwarna hitam mengkilap siapapun akan terpana melihat keduanya. Yang satu keluar dengan senyuman lebar dan mempesona, menggunakan jaket kulit dengan kaos putih oblong disertai Jenas hitam dan topi putih sebagai pelengkap, dia Stevan. Sementara itu ada Agil yang keluar dari balik kemudi dengan wajah datar dan dinginnya, ia mengenakan stelan jas panjangnya yang menjuntai hingga diatas lutut, penampilan yang sering wara-wiri di drama Korea, kacamata bening yang bertengger dihidungnya, kemeja putih yang pas dengan jas berwarna biru malam.
OMG! lora yang melihat hampir pingsan, ayolah dia sudah remaja dan sama seperti gadis-gadis lainnya yang saat ini sedang histeris dibuat mereka berdua.
Astaga! Om-om?! Anjir! Om culik aku om
Yang itu mukanya datar plus dingin, astaga suamiable banget!
Yang satunya manis, ada lesung pipinya anjing!
Heh! Jangan ngomong kasar asu!
Lo sama aja Dugong!
Lora berlari dengan wajah cemberut ke arah keduanya yang tersenyum, bedanya Agil hanya tersenyum tipis. "Ih! Lora gak suka ya, kak Agil sama kak stev tebar pesona kek gitu!" Ujarnya menatap keduanya sinis.
"Loh? Kok ngambek?" Tanya stev diakhiri dengan kekehan.
"Lora gak mau kali sampai ada yang ngerebut milik lora!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Merah Putih, Alora (END)
Fiksi RemajaMerah Putih (Alora) -Boleh aku berharap sedikit meskipun tau itu tidak mungkin?- Mungkin, aku adalah salah satu ceritanya. Tapi aku, bukanlah akhir untuk ceritanya. ••• Happy Read! Maafkan,masih banyak Typo direvisi kalau sudah end Bahasa Non baku. ...