Dalam mimpi

12 6 0
                                    


Kembalilah.

_________________

Happy Reading

Seorang gadis dengan rambut panjang yang tergerai lurus sedikit bergelombang itu berlarian di tanah lapang berumput halus sendirian. Ia tidak tau tempat seperti apa ini, tapi ia merasa betah dan selalu ingin berada disini.

Baginya, disini adalah tempat terindah. Tempat dimana hanya ada kebahagiaan, tanpa rasa takut, sedih, ataupun rasa sakit yang ia hadapi.

"Huft... Jadi kangen mama." Gadis itu menghela nafas berat. Sampai kapanpun, ia tidak akan pernah bisa membenci mamanya, seberapa jahat pun orang tua, tanpa mereka ia bukanlah apa-apa.

"Rehana..."

Gadis itu bangkit dari tidurnya, ia menoleh ke kanan dan kiri, tapi tidak menemukan seseorang yang memanggil namanya dengan lirih.

"Mama..?"

Dari ujung sana, Rere melihat seorang wanita berpakaian serba putih sama seperti dirinya. Wanita itu mengenakan kerudung panjang yang menutup dadanya. Wanita itu dengan perlahan berjalan mendekat kearahnya dan semakin jelas terlihat wajah yang sangat Rere rindukan selama ini.

"Mama? Ini mama?"

Wanita itu tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Dibawanya kepala sang putri untuk berbaring di pahanya.

"Mama?"

"Iya, sayang?"

"Maafin Rere ya, mah? Rere banyak salah sama mama. Rere anak yang durhaka, gak pernah nurut apa kata mama," ujarnya lirih.

Setetes air mata jatuh membasahi pipinya saat ia duduk menghadap sang mama.

Wanita itu yang tidak lain adalah tesa pun memeluk putri satu-satunya, buah hatinya. "Bukan kamu yang meminta maaf. Harusnya mama yang minta maaf karena telah menghancurkan  kamu. Mama sudah menghancurkan masa depan kamu, mama menghancurkan hati kamu sebagai seorang anak sekaligus sebagai seorang perempuan. Maafkan mama, sayang. Mama salah, mama minta maaf."

Rere memeluk tesa yang sudah menangis histeris mengingat perbuatan kejinya pada sang anak.

"Rere selalu maafin mama. Mama adalah satu-satunya yang ada untuk Rere meskipun Rere gak seberuntung anak lainnya."

Kedua perempuan berbeda generasi itu saling memeluk, melepas rindu, dan meminta maaf satu sama lain.

"Mama tambah cantik pakai kerudung seperti ini," ujar Rere tersenyum lebar.

"Kamu juga cantik. Sangat cantik. Mama berharap, putri mama ini kedepannya akan memakai jilbab seperti mama juga. Panas dunia gak sebanding sama panas api neraka, sayang. Itu permintaan terakhir mama."

Rere mengerjapkan matanya bingung. "Permintaan terakhir?" Tesa menganggukkan kepalanya.

"Maksud mama? Besok-besok dan seterusnya mama masih bisa minta banyak hal sama Rere. Waktu kita masih panjang kan, mah?"

Merah Putih, Alora (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang