~Rumit~

20 13 10
                                    

•_______Happy Reading______•

Jangan pilih aku dan meninggalkan Tuhan-Mu, pilihlah tuhan mu dan biarkan dia yang membuat kita bersatu.
-MPA-

•_________________________________•


Disebuah hotel mewah dan megah yang tentunya mahal itu, sedang dilaksanakan acara pertunangan. Jika diteliti, itu tidak seperti acara pertunangan, melainkan terlihat seperti acara pernikahan dikarenakan kemeriahannya.

Apalagi dengan tamu undangan yang sangat banyak, ratusan motor besar terparkir di parkiran hotel. Ada ratusan pria dewasa maupun remaja dengan jaket hitamnya yang bertuliskan Avatar dibagian belakang.

Acara yang digelar besar-besaran ini bahkan sampai mengundang reporter dan para wartawan.

Didalam hotel ini terlihat sangat sibuk, orang-orang berlalu lalang kesana-kemari menyiapkan segala sesuatunya untuk kelancaran acara.

Beberapa orang sudah duduk di tempat mereka masing-masing dan menunggu untuk menyaksikan momen sakral.

Jika pertunangannya semewah ini, bagaimana dengan pernikahannya.

"Gue gak yakin." Celetuk aji tiba-tiba.

"Lo ngomongin apa?" Tanya kasya mendekati kursinya menuju tempat duduk aji karena penasaran."gue punya feeling buruk." Ujarnya.

"Maksudnya?" Tampaknya Stevan dan Keysa juga ikut kepo dengan pembahasan aji dan kasya.

Kecuali satu orang yang terlihat tidak ingin bergabung, bahkan tidak berminat duduk di acara pertunangan yang menurutnya membuang-buang waktu.

"Intinya, gue punya firasat buruk."

Aji menatap kearah Xav yang berdiri diatas panggung dan mempersiapkan dirinya.

Stevan dan kasya bukan tidak mempercayainya, tapi berteman selama bertahun-tahun dengan aji membuat mereka sadar. Laki-laki itu mungkin memang sangat buruk, tapi soal firasat, aji tidak pernah meleset.

"Semoga aja, gak terjadi apa-apa." Doa Stevan.

Kasya menganggukkan kepalanya."gue baru ini liat wajah bahagia Xav." Ucapnya.

"Semoga berjalan lancar."

°°°
Sedangkan di tempat lain, seorang gadis tengah menonton live streaming yang ada di akun Instagram milik Avatar. Disana terlihat sangat ramai, apalagi kamera ini mengarah langsung pada kedua calon yang berdiri diatas panggung.

Tok tok

"Dek? Kamu gak mau seblak? Kak Anka beliin loh ini, porsi jumbo plus pedas nikmat tambah ceker dan bakso." Ujar Anka dari luar kamarnya.

Gadis itu, lora. Dia masih fokus pada layar hpnya dan tidak memperdulikan ketukan pintu kamarnya.

"Kok dikunci sih, Ra? Kamu lagi ngapain?"

Anka yang berada di luar kamar tentu saja dibuat bingung dengan sikap adiknya yang berubah. Sejak pulang tadi tidak mau berbicara ataupun makan sedikitpun.

Keluar kamar pun tidak, gadis itu mengurung dirinya didalam kamar sejak pulang tadi."untung mami sama papa gak ada, kalo ada alamat ditanyain satu juta pertanyaan" ucap Anka.

"Baik, kepada kedua mempelai dipersilahkan berdiri dan saling bertukar cincin." Setidaknya, untuk saat ini itulah yang lora lihat dan ia dengar melalui ponselnya.

Sorakan tamu undangan mulai ricuh dengan berdirinya si wanita yang terlihat sangat anggun dengan gaun putihnya, pihak laki-laki juga tidak kalah tampannya dengan kemeja hitam dan bunga mawar yang berada di dada kirinya.

Merah Putih, Alora (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang