kembali bersamamu

14 7 0
                                    

Happy Reading

Ceklek

"Xav..."

"Masyaallah, Rere. Allhamdulilah kamu bangun sayang?" Xav mendekat ke arah Rere, tapi tidak menyentuh maupun memeluk gadis itu yang membuat semua orang keheranan.

"Peluk." Rere merentangkan tangannya meminta Xav untuk memeluknya. Ia sangat rindu, begitu juga dengan Xav.

Tidak menjawab perkataan Rere, Xav justru beralih pada dokter yang selesai memeriksa keadaan gadisnya itu. "Bagaimana, dok?"

Dokter tersenyum lebar. "Allhamdulilah, pasien sudah membaik. Tapi, harus rawat inap paling tidak satu Minggu untuk memastikan keadaannya benar-benar pulih. Kalau begitu saya permisi," ujar dokter itu kemudian berlalu meninggalkan ruangan.

"Xav, pacar Lo nih dianggurin?" Celetuk Cika. Gadis itu melihat Rere yang sedari tadi menampilkan wajah cemberutnya karena Xav tidak merespon saat ia meminta peluk.

Duh! Tahan!

"Apa kabar, re?"

Mereka semua mengernyitkan dahi ketika melihat sikap Xav yang aneh. "Baik. Xav, pelukk!"

"Aku kangen."

"Aku juga."

"Ih gak peka banget jadi cowok! Aku minta peluk nih," ujar Rere terdengar lirih karena  kondisinya masih lemah, tapi gadis itu berucap dengan penuh penekanan.

"Bukan muhrim, Rere. Besok kita nikah kalo kamu udah sehat. Supaya bebas peluknya. Nanti dosa!"

Semua orang di dalam ruangan dibuat melongo dengan perkataan Xav. Ruangan yang Rere tempati ini besar, jadilah muat untuk mereka semua.

Ruang VVIP CEUNAH!

"K-kamu? Kamu ngomong tentang muhrim, Xav?" Tanya Rere tertegun.

"Ini beneran, Xav?" Aji ikut menyeletuk.

"Gak salah?! Kalian salah ngambil orang kali? Ketuker kali ya?" Timpal Cika dengan tampang tolol nya.

Pletak

"Duh! Apasih Lo!? Jitak pala gue!" Cika menghunuskan tatapan tajamnya pada kasya. Cowok itu, entah dimanapun berada selalu saja mencari gara-gara.

Lain dengan respon absurd teman-temannya. Agil dan key malah berucap hamdalah yang membuat mereka semakin cengo tidak paham. Mami azkya saja sampai tidak berbicara apapun. Berbeda dengan lora yang sedari tadi menaham sesak di dalam hatinya.

"Allhamdulilah, sahabat gue tobat."

"Allhamdulilah, mulai waras."

Begitulah celetukan yang keluar dari mulut Agil dan keysa.

"Kamu istirahat, ya? Jangan banyak bicara dan gerak dulu. Kalo udah mendingan baru kita bicarakan semuanya. Ya?"

Rere mengerjapkan matanya. Kenapa saat melihat Xav saat ini membuat hatinya sangat adem?

"Janji? Kamu disini, jangan tinggalin aku."

Merah Putih, Alora (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang