~Patah Hati~

24 12 0
                                    

•_______Happy Reading______•

Aku gak gila kok, mungkin karena baru pertama kali merasakan patah hati membuatku menjadi kurang waras.
-Alora Zumaira Azryfia-

•________Enjoy________•


Langit oranye menyinari ibu kota, gadis itu duduk di teras gedung dengan memeluk dirinya sendiri. Sisa-sisa hujan terdengar mengalun sangat halus di telinganya.

Hampir jam 6 dan kakaknya sebentar lagi akan datang. Gadis itu memandangi undangan yang berada di pelukannya."jadi..gini?"

"Kak Xav gak inget aku ya?" Gumamnya berbicara pada diri sendiri.

"Mereka beneran nikah?"

Wajahnya memerah, hidungnya pun mulai memerah saking lamanya berdiam diri diluar dalam keadaan hujan deras. Bajunya basah kuyup akibat nekat hujan-hujanan."udah sih! Emang kenapa sama undangan itu?" Tanya cowok yang sedari tadi menemaninya.

Lora menoleh dengan wajah yang ditekuk."gakpapa."

"Dih kek cewek lu."

Lora menyandarkan punggungnya di tiang gedung lalu menoleh kearah cowok itu."dadang, lo-

"Stop panggil gue dadang, Ra." Sela cowok itu, ya! Dia Dadang. Cowok itu tiba-tiba kembali saat hujan lebat dan mendapati lora yang berdiri seperti orang gila di pinggir jalan.

"Dang, Lo pernah gak ngerasain patah hati?" Tanya lora.

Dadang menghembuskan nafas kasar."patah hati yang gimana?"

"Patah hati karena... Cinta?"

Dadang menoleh dengan kernyitan di dahinya."cinta? Gue gak pernah dan gak tau tentang cinta-cintaan."

"Kenapa gitu?" Tanya lora lagi.

"Ribet."

"Tapi, gue tau rasanya patah hati." Lanjut Dadang lagi.

"Rasanya gimana?" Tanya lora penasaran, gadis itu bahkan mendekatkan dirinya dan duduk tepat disamping Dadang.

"Rasanya sakit banget, terakhir waktu orang tua gue cerai. Tapi kalau patah hati karena cinta, gue rasa di umur kita yang segini belum pantes buat bahas percintaan, Ra." Lora membuang wajahnya di sembarang arah.

Ia sangat paham betul apa yang dimaksudkan dadang, tapi hatinya menolak untuk menunda pembahasan tentang percintaan."gue patah hati karena cinta, dang," Adu lora.

"Terus?"

"Rasanya sakit banget."

Dadang menggelengkan kepalanya, ia menoleh ke depan saat ada suara klakson, Bahkan lora tidak mendengarnya."belajar yang bener, cinta-cintaan itu nanti aja. Tuh kakak Lo."

Lora mendongakkan kepalanya dan mendapati sang kakak yang berhenti di pinggir jalan."ayo pulang!" Teriak kakaknya dari dalam mobil.

Lora menatap kearah Dadang yang berjalan menuju motornya."makasih ya dadang, udah nemenin lora. Kalo gitu, lora pulang dah."

Lora berlari memasuki mobil anka dengan tergesa-gesa karena hujan sepertinya kembali deras.

Dadang alias Dani memperhatikan mobil anka yang menjauh, ia masih setia diam ditempat sampai mobil itu menghilang.

Dani tertawa kecil."cinta ya? Cinta emang gak bisa ditebak kapan datangnya."

Sementara itu dilain tempat...

Sebuah hotel mewah dengan desain interior yang mewah pula, hotel ini sangat ramai dengan orang-orang yang tergesa-gesa pergi kesana kemari menyiapkan sebuah acara yang akan diselenggarakan Minggu depan.

Merah Putih, Alora (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang