7. Dia tampan

389 76 4
                                    

Vote dulu sebelum baca!!!

*

*

*

*

****
Hari ini kelas Wonyoung pelajaran olahraga, materi kali ini adalah berenang. Pak Eunhyuk, selaku guru olahraga mereka memerintahkan murid-muridnya untuk pergi ke ruang ganti agar mengganti seragam sekolah mereka dengan baju renang yang sudah dibawa oleh semua murid dari rumah. Sekolah mereka merupakan sekolah elite, jadi mereka memiliki kolam renang sendiri.

"Ini pertama kalinya kita pelajaran renang sejak masuk sekolah ini," ucap Yuna dengan wajah sumringah.

Saat ini Wonyoung, Jihan, Jaehee dan Yuna tengah berganti pakaian.

"Penasaran temen cowok kita badannya ada yang kotak-kotak gak ya?" ucap Jihan sambil memasang pose berpikir.

"Gua gak tahu, kita liat aja nanti. Siapa tahu perutnya bukan kotak-kotak tapi segitiga atau jajargenjang," ucap Jaehee dengan polosnya.

Wonyoung langsung menepuk jidat. "Gak gitu konsepnya," keluhnya, dia menunjuk-nunjuk wajah Jihan dan Yuna kesal. "Lagian kalian suka ngadi-ngadi sih, ngomong begituan di depan Jaehee. Kan tahu sendiri Jaehee tuh polos-polos nyerempet bego."

"Heh gua gak bego ya!" seru Jaehee tak terima.

Yuna menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Khilaf," kekehnya.

"Wajar aja sih, di masa puber seperti inilah remaja tidak bisa mengendalikan hormonya. Jadi suka nyambung ke gitu-gitu," sambung Jihan sok seperti pakar biologi.

"Gua gak kaya gitu tuh," elak Wonyoung namun memasang senyum nakal.

Jihan yang melihatnya jadi gemas lalu menjitak kening Wonyoung keras.

"Sakiiit...," rengek Wonyoung sambil mengusap-usap jidatnya.

"Udah dong ngobrolnya! Sekarang semua murid udah pergi ke kolam renang, cepat kita ke sana!" ucap Jaehee dengan nada tidak sabar.

“Eh iya, Pak Eunhyuk kan gak suka anak telat. Yok lah kita ke kolam!” seru Yuna.

Ke-empat gadis itu kemudian pergi ke kolam renang. Disana tampak semua murid sudah berkumpul.

"Kalian kenapa lama sekali?" tegur Pak Eunhyuk kepada Wonyoung, Jihan, Jaehee dan Yuna.

"Hehehe... maaf, Pak!" kata Jihan sambil cengengesan.

"Baiklah, jangan diulangi lagi. Cepat berbaris!" perintah Pak Eunhyuk.

Kini semua murid tengah berbaris rapi sambil melakukan gerakan pemanasan yang di contohkan oleh sang guru. Setelah selesai melakukan pemanasan, Pak Eunhyuk menyuruh mereka agar merendamkan kaki ke dalam air agar tubuh mereka beradaptasi dengan air.

"Hei... hei... hei... lihat kotak-kotak itu!" pekik Yuna, menunjuk segerombolan anak laki-laki yang bertelanjang dada kepada ketiga sahabatnya.

“Nikmat Tuhan mana lagi yang engkau dustakan,” celutuk Jihan membuat Wonyoung berjengit risih.

"Gua emang benci Haruto, tapi gua gak bisa bohong kalau dia adalah cowok paling sexy di kelas kita," ucap Yuna, memandang kagum otot-otot seorang Haruto yang harus Wonyoung akui cukup indah, padahal  Haruto masih remaja, bagaimana jika sudah dewasa nanti?

"Kalau Jeongwoo gimana?" celetuk Jaehee, sambil menunjuk perut Jeongwoo yang sedikit buncit. Wonyoung, Jihan, dan Yuna kehilangan kata-kata dibuatnya.

"Itumah bukan kotak-kotak tapi tahu bulat," kata Jihan sambil mencubit pipi Jaehee gemas.

Wonyoung dan Yuna terbahak mendengar perkataan Jihan. Wonyoung merasa dia sudah cukup melakukan pemanasan, dia memutuskan untuk menceburkan diri ke kolam. Wonyoung dengan jahil menarik kaki Jihan dan Yuna hingga keduanya ikut tercebur ke dalam kolam.

“Sialan lo, gua belum pemanasan maksimal woy... nanti kalau kaki gua keram gimana?” seru Jihan kesal sambil memukul-mukul pelan pundak Wonyoung.

Wonyoung yang dipukul hanya tertawa terbahak-bahak dengan wajah tanpa dosa.

"Jaehee, kok lo dari tadi diam sih, gak mau ikut nyebur?" tanya Jihan begitu mendapati salah satu sahabatnya tengah melamun.

Jaehee tidak menjawab, matanya melihat sesuatu tanpa berkedip.

"Woy... Jaehee!" seru Yuna, membuat Jaehee terlonjak kaget.

"Kenapa sih, Jae?" tanya Wonyoung.

"Itu...," tunjuk Jaehee, ketiga sahabatnya memandang objek yang ditunjuk Jaehee. "Jungwoon kan?"

Benar saja, teman laki-laki mereka, Jungwon tengah duduk di tepi kolam sambil mengobrol dengan Jeongwoo. Wonyoung, Jihan dan Yuna langsung membekap mulut mereka tidak percaya. Jungwon yang mereka kenal cupu dan tidak ada keren-kerennya sama sekali, kini tengah menampakan tubuh bidangnya.

"Beneran itu Jungwon?" celutuk Yuna, matanya membulat sempurna.

“Gua gak nyangka, gua kira dia kerempeng," ujar Jihan terkagum-kagum.

"Benar-benar di luar dugaan," ucap Yuna, memandang Jungwon tanpa berkedip.

“Kalau dilihat sekarang, dia jadi gak keliatan cupu sama sekali,” timpal Wonyoung.

Tiba-tiba Jungwon dan Jeongwoo berdiri dan mengambil ancang-ancang untuk berenang. Mereka tampaknya mau bertanding. Kini semua mata tertuju pada kedua laki-laki itu, mereka hampir tidak mengenali sosok Jungwon yang sekarang ini.

“Gua hitung dari tiga ya!” Jeongwoo berteriak untuk memberi aba-aba.

"Satu!" teriak Jeongwoo dan para perempuan bersamaan. Dari semua teriakan, Jihan lah yang suaranya paling keras, membuat Jeongwoo memberikan cengiran lebarnya untuk gadis itu.

"Dua!"

Byuuur!!

Jungwon tercengang di tempatnya, Jeongwoo sudah menceburkan diri ke kolam renang sebelum aba-aba selesai. Jeongwoo berenang dengan kecepatan lumayan tinggi sehingga lelaki itu sudah lumayan jauh di depan. Semuanya tertawa melihat kejadian di hadapan mereka.

"Jungwon goblok!" teriak Seongmin dengan tawa mengejek, Haruto dan Sunoo juga ikut tertawa.

"Jungwon! Nyebur!" jerit Wonyoung.

Jungwon mengedip-ngedipkan mata seperti orang linglung. Butuh beberapa detik agar dia dapat berpikir jernih. Jungwon secepatnya menyeburkan diri ke kolam renang dan berenang secepat mungkin mengejar Jeongwoo.

Jeongwoo sudah sangat jauh di depan, saat Jungwon hampir mencapai ujung kolam, Jeongwoo sudah berbalik menuju ujung kolam pertama. Sudah jelas Jungwon tidak akan bisa mengejar, alhasil Jeongwoo yang memenangkan pertandingan itu.

"Yey... menang," teriak Jeongwoo kegirangan membuat Jungwon mendengus sebal.

"Lo curang, daki!" jerit Jihan namun dia tertawa sambil bertepuk tangan.

"Gila Jung, kenapa lo nyembunyiin muka ganteng lo pake poni panjang kaya gitu?" celetuk salah satu siswi yang bernama Daeun.

“Mubazirin pemberian Tuhan aja lo,” teriak salah satu siswi bernama Sora.

"Pak Guru, besok razia rambut cowok ya biar nanti poni Jungwon dipotong!" seru Yuna, membuatnya langsung dihujani teriakan protes dari semua murid laki-laki.

* * * *

Terima kasih telah memberi vote!

Sampai Jumpa!

Friendship and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang