33. Pantai

321 67 18
                                    

Selamat Membaca!

*

*

*

*

****
Sejeong tidak dapat menghentikan tawanya ketika Wonyoung selesai bercerita tentang dia yang akan berkencan dengan Haruto hari ini juga. Wonyoung dibuat amat malu karenanya.

"Kalian bakal kencan ke pantai ya, pilihan yang tepat," kata Sejeong riang. "Mamah seneng, sedikit demi sedikit kalian mulai deket."

Wonyoung hanya mengangguk-angguk sebagai tanggapan. Tangannya sibuk memasukan camilan ke dalam kotak makan.

"Oh iya Mah, tiker yang biasa kita gunain buat rekreasi mana yah?" tanya Wonyoung setelah ia selesai memasukan semua camilan ke dalam kotak makan.

"Itu di gudang."

"Oke, aku cari dulu."

"Iya. Mamah mau ke ruang tamu buat nemenin Haruto. Kasihan dia daritadi nunggu."

"Iya."

* * * *

"Haruto!" panggil Sejeong, dia segera mendudukan diri di samping Haruto.

"Iya, kenapa?" tanya Haruto canggung.

Sejeong menggeleng. "Gak ada apa-apa. Semangat kencannya ya, jangan gelud terus!"

Haruto hanya mengangguk kaku sebagai jawaban.

"Oh iya ngomong-ngomong kue sama sup yang kemarin Wonyoung kasih gimana rasanya?"

"Enak, Tante," jawab Haruto kaku.

"Tante?" kata Sejeong sambil mengangkat alis kanannya.  "Jangan Tante, panggil Mamah!"

"Hah?"

"Iya, panggil Mamah!" ulang Sejeong sambil menepuk-nepuk dadanya, bermaksud menunjuk diri sendiri.

Haruto menelan ludah gugup, dia tidak pernah memanggil mamah kepada siapapun kecuali saat ia bertemu ibu kandungnya di dalam mimpi.

"Loh kok diem? Kamu kan calon menantu mamah, jadi harus latihan panggil mamah mulai dari sekarang! Ayo cepet, panggil Mamah!"

"Ma-mamah!" lirih Haruto malu-malu, lalu dia memalingkan muka karena wajahnya memanas.

"Anak pinter," puji Sejeong senang.

"Ayo, Haruto!" ucap Wonyoung yang tiba-tiba muncul membawa tiker dan kotak makan.

"Iya," sahut Haruto lalu dia berdiri dan berjalan keluar rumah, Wonyoung dan Sejeong mengikuti.

"Hati-hati ya, anak-anak mamah!" seru Sejeong.

"Anak-anak mamah?" seru Wonyoung keget. "Di sini cuma aku yang anak mamah."

"Eiy... Haruto juga anak Mamah, kan dia calon mantu."

Wonyoung mendengus. "Jadi nikah atau gak ya masih belum tau."

"Jangan ngomong sembarangan kamu!" seru Sejeong galak.

"Iya iyaa... Wony pergi dulu ya!" ucap Wonyoung lalu masuk ke dalam mobil Haruto.

Haruto segera ikut masuk ke dalam mobil lalu melajukan mobilnya pergi. Selama perjalanan mereka sama-sama diam, Wonyoung fokus melihat jalanan sedangkan Haruto fokus menyetir. Padahal sebenarnya hati dan pikiran mereka tidak sediam itu.

Friendship and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang