4. Adik

464 88 3
                                    

Vote dulu sebelum membaca!

*

*

*

*


****
Hari ini pelajaran Matematika, guru yang mengajar adalah wali kelas mereka yaitu Pak Kyuhyun. Saat awal pelajaran tadi terjadi sedikit kehebohan di kelas itu. Jungwon, si anak paling malas dan bodoh satu angkatan untuk pertama kalinya dalam sejarah akhirnya mengumpulkan PR, hal itu tentu saja membuat seisi kelas terkejut bukan main, saking tidak percayanya Pak Kyuhyun bahkan sampai berkali-kali mengecek kening Jungwon, takut ada yang salah pada anak itu. Terlebih setelah di koreksi, jawaban Jungwon hampir semuanya benar.

Tetapi mau seterkejut apapun, pelajaran harus tetap berlangsung, dan di sinilah mereka, tengah berjuang mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh Pak Kyuhyun.
Beruntung Jungwon dan Wonyoung duduk di barisan paling belakang, jadi Wonyoung dapat dengan leluasa memberikan jawabannya kepada Jungwon. Wonyoung memang tidak begitu suka matematika tetapi dia cukup baik menguasainya.

Setelah berselang lama, bel istirahat mengalun merdu bagaikan lonceng yang diturunkan dari surga untuk menyelamatkan para murid yang selama berjam-jam menderita dengan kalutnya pelajaran. Helaan nafas lega hampir terdengar di setiap kelas di sekolah itu.

“Baiklah bel istirahat telah berbunyi, silakan kumpulkan jawaban kalian! Setelah mengumpulkan, kalian boleh langsung istirahat,” ujar Pak Kyuhyun.

Seisi kelas langsung berhamburan maju ke depan untuk mengumpulkan jawaban mereka. Masa bodoh dengan nilainya, yang paling penting sekarang adalah istirahat dan segera meladeni cacing di perut mereka yang terus memanggil.

“Wonyoung, ke kantin bareng yuk!” ajak Jihan sambil merangkul pundak Wonyoung. Di samping Jihan berdiri berjejer Jeongwoo, Jaehee, dan Yuna.

Wonyoung memandang Jungwon yang tengah duduk di kursinya sambil membaca komik. Nampaknya tidak ada tanda-tanda jika laki-laki itu akan pergi ke kantin.

"Oke. Tapi boleh gak gua ngajak Jungwon buat gabung?” pinta Wonyoung sambil melirik Jungwon.

Jungwon yang mendengar namanya disebut langsung memandang Wonyoung dengan ekspresi tidak setuju. Jeongwoo dan yang lainnya saling pandang cukup lama, namun akhirnya mereka mengangguk.

"Boleh. Lumayan ada temen cowok," ucap Jeongwoo membuat wajah Wonyoung seketika berbinar.

"Ayo, Jung!" ajak Wonyoung tetapi Jungwoon menggeleng.

"Gua gak lapar," jelas Jungwon, tapi setelah selesai mengatakan itu terdengar bunyi aneh yang berasal dari perut Jungwon, membuat Wonyoung dan yang lain tertawa terbahak-bahak.

"Kayaknya cacing lo yang kelaperan, kasih makan gih! Kasihan," ledek Wonyoung.

Wajah Jungwon merona karena malu, Wonyoung berjalan cepat menghampiri Jungwon dan menarik pergelangan tangannya menuju kantin diikuti oleh Jeongwoo dan yang lainnya.

"Siapa aja yang hari ini beli makanannya?" tanya Jaehee setelah mereka duduk di kursi kantin.

"Gua aja," ucap Jeongwoo.

"Gimana kalau gua sama Jungwon ikut lo, Woo?" tawar Wonyoung.

Jeongwoo mengangkat kedua alisnya, namun tak berlangsung lama dia mengangguk sambil tersenyum.
"Boleh. Kalian mau pesan apa?" tanya Jeongwoo kepada Jihan, Jaehee dan Yuna.

"Mie ayam," jawab ketiganya serempak.

Jeongwoo mangut-mangut. “Uangnya?”

“Traktir napa, lo kan tajir. Jangan pelit-pelit lah jadi temen!” sahut Jihan enteng.

Friendship and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang