21. Makan Malam

308 60 10
                                    

Selamat Membaca!

*

*

*

*

****
"Gais, nanti malem gua nggak ikut les dulu ya," kata Wonyoung saat ia dan teman-temannya tengah mengobrol di kantin. Nanti malam Yuqi akan mulai mengajari mereka lagi.

"Loh, kenapa?" tanya Jungwon.

"Kata Papah nanti malam ada tamu penting."

"Siapa?" tanya Jihan.

Wonyoung mengedikan bahu. "Mana saya tahu."

"Ya okelah," ujar Jeongwoo.

Malam harinya, Sehun pulang kerja dengan membawa dua paper bag yang entah apa isinya.

"Wonyoung, ini Papah beliin gaun bagus buat kamu. Pakai sekarang ya!" ucap Sehun lalu menyerahkan paperbag kepada Wonyoung.

Wonyoung menerimanya dengan malas. "Oke, Pah."

"Ini Papah juga beliin jas buat kamu. Pakai sekarang!" kata Sehun kepada Jaemin lalu ia menyerahkan paperbag yang satunya kepada Jaemin.

Jaemin juga menerimanya dengan malas. "Emang siapa sih tamunya? Gubernur? Presiden?"

"Ngawur kamu. Pokoknya orang penting."

"Iya dah iya," kata Jaemin malas.

"Ya udah, sana kalian pakai!" ucap Sehun.

"Oke," sahut Wonyoung dan Jaemin pasrah. Lalu mereka naik ke lantai atas untuk berganti baju.

* * * *

Kini keluarga Wonyoung tengah berdiri di halaman rumah dengan mengenakan pakaian yang baru dibelikan sang kepala keluarga. Sehun tidak bisa menyembunyikan senyum kebahagiaan, membuat istri dan kedua anaknya kebingungan.

Beberapa menit kemudian, sebuah mobil mewah datang. Sehun berjalan mendekati mobil itu. Seorang pria dan wanita paruh baya keluar dari dalam mobil. Beberapa saat kemudian pintu mobil bagian depan menjeblak terbuka, dan seseorang keluar.

Wonyoung membulatkan mata begitu melihat wajah orang itu, orang itu adalah Haruto. Sementara Haruto sendiri juga terkejut begitu melihat Wonyoung. Di samping Wonyoung, berdiri Jaemin sambil menatap Haruto dengan tatapan penuh kebencian.

"Selamat datang, Pak Hanbin!" ucap Sehun ramah pada sang pria paruh baya yang Wonyoung duga adalah ayah Haruto.

"Terima kasih, Pak Sehun," balas Hanbin sambil tersenyum lebar.

"Ah iya, perkenalkan ini istri saya Sejeong," kata Sehun sambil menggandeng Sejeong.

"Salam kenal, Pak Hanbin!" kata Sejeong ramah.

"Iya, salam kenal," balas Hanbin.

"Ini anak laki-laki saya Jaemin dan yang perempuan Wonyoung," lanjut Sehun sambil menunjuk Jaemin kemudian menunjuk Wonyoung.

Baik Wonyoung maupun Jaemin tidak ada yang mau bersikap ramah dengan Hanbin. Mereka sudah tahu sifat Hanbin secara mereka bersekolah di sekolah orang itu, bagaimana Hanbin membiarkan Haruto berbuat semena-mena tanpa mendapatkan hukuman.

"Perkenalkan ini istri saya Jennie dan anak saya Haruto," ucap Hanbin, menunjuk sang wanita paruh baya kemudian Haruto.

"Hallo, salam kenal," kata Jennie dengan senyum manis. Bibir wanita itu tersenyum, namun matanya memancarkan sorot dingin. Membuat semua orang yang melihatnya menjadi tidak nyaman.

Friendship and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang