26. Rooftop Sekolah

302 59 4
                                    

Selamat Membaca!

*

*

*

*

****

Wonyoung berjalan tak tentu arah, berusaha menghindari keramaian sebisa mungkin. Karena kurang fokus pada jalan, Wonyoung tidak sengaja menabrak seseorang, membuat keduanya hampir jatuh.

"Maaf gua nggak sengaja," ucap Wonyoung spontan tanpa melihat dulu siapa yang ditabraknya.

Wonyoung melihat orang itu dan seketika pupil matanya melebar, orang yang ditabraknya adalah Haruto.

"Lo punya otak nggak sih? Jalan tuh yang bener!" bentak Haruto kasar, matanya melotot tajam.

"Kan gua udah minta maaf. Nggak usah sekasar itu juga kali!" seru Wonyoung dengan suara parau, sungguh sial dia hari ini. Suasana hatinya sudah buruk akibat Jungwon dan May tadi, sekarang makin buruk akibat berurusan dengan si bajingan Haruto.

Wajah Wonyoung memerah akibat daritadi menahan tangis. Namun Haruto tampaknya tidak peduli dengan hal itu dilihat dari wajahnya yang datar. Haruto pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun lagi. Wonyoung menatap punggung lebar Haruto dengan pandangan sebal.

"Dasar cowok aneh," lirihnya.

Wonyoung melanjutkan langkahnya untuk mencari tempat sepi yang dikiranya jarang didatangi murid lain. Saat ini Wonyoung sedang ingin sendiri. Tiba-tiba terlintas sebuah tempat di otaknya, rooftop sekolah. Segera Wonyoung berlari menuju tempat itu, jaraknya cukup jauh sehingga baru setengah jalan Wonyoung sudah terengah-engah, ditambah dia harus menaiki tangga.

Akhirnya setelah bersusah payah Wonyoung sampai di rooftop sekolah. Baru tiba disana, mata Wonyoung langsung disuguhi pemandangan indah; langit yang biru cerah, udara yang sejuk dan kicau burung pipit yang beterbangan bebas di udara. Wonyoung sangat menyukai tempat ini, ditambah dengan kenangan yang pernah terjadi, saat dia dan Jungwon berpelukan selama berjam-jam setelah saling mengungkapkan perasaan.

Wonyoung duduk di lantai rooftop. Dia menarik nafas panjang lalu menghembuskannya, hal itu berhasil membuatnya merasa lebih tenang. Wonyoung sudah tidak ingin menangis lagi. Sepertinya karena jadwal datang bulannya akan datang makanya dia jadi lebih sensitif. Padahal biasanya dia dapat menahan diri saat melihat kedekatan Jungwon dan May, namun kali ini tidak, Wonyoung tidak dapat menahannya, dia lelah selalu berpura-pura baik-baik saja, padahal hatinya selalu sakit.

Wonyoung mendengar suara bel tanda jam istirahat telah selesai, namun ia tidak ada niatan untuk kembali ke kelas. Wonyoung berharap semoga saja kelasnya jam kosong. Wonyoung benar-benar sedang tidak ingin mengikuti pelajaran.

"Ngapain lo di sini?"

"ANJING!" teriak Wonyoung. Dia segera mencari sumber suara, tidak jauh darinya berdiri Haruto dengan wajah datarnya.

"Kenapa ketemu lo lagi sih?" keluh Wonyoung.

"Ini tempat biasa gua bolos. Gua tanya, ngapain lo di sini?"

"Lagi pengin aja," jawab Wonyoung.

Haruto mendengus lalu duduk di lantai rooftop. Ia membuka kaleng soda lalu meneguk isinya sedikit. "Oooh... ini toh yang dinamai siswi teladan," sindirnya dengan nada meledek.

"Berisik!" seru Wonyoung sambil mengusap matanya cepat.

"Lo nangis?"

"Bukan urusan lo."

Friendship and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang