16. Jalan-Jalan

258 57 3
                                    

Selamat Membaca

*

*

*

*

****

"Woy, bangun woy!"

"Buset ini bocah tidur apa mati suri?"

"Kebakaran! Kebakaran! Yuhuuuu..."

"Gua tendang juga lo."

"BANGUN KEBO!"

Jaemin mengguncang-guncang tubuh Wonyoung sambil terus menggerutu. Bagaimana tidak kesal? Sudah sepuluh menit lebih Jaemin berusaha membangunkan adiknya, namun tidak kunjung berhasil. Sebenarnya Jaemin berkali-kali ingin sekali mengguyur adiknya dengan air, namun dia tidak enak dengan orang rumah jika nanti kasurnya basah.

Saat Jaemin tengah asyik mengguncang-guncang tubuh Wonyoung, tiba-tiba adiknya itu melayangkan bogem mentah yang tepat mengenai rahang Jaemin. Jaemin tentu saja terkejut bukan main, ini hanya pukulan seorang perempuan namun sangat menyakitkan, bahkan giginya ikut sakit. Jaemin menatap Wonyoung dengan garang, kurang ajar, adiknya itu masih tertidur lelap bahkan mendengkur halus. Jaemin tak habis pikir, apa yang dimimpikan adiknya hingga sampai menonjoknya? Sedang baku hantam dengan siapa Wonyoung di mimpinya? Buto ijo? Atau sasaeng?

Tangan Jaemin gatal sekali ingin membalas perbuatan laknat adiknya, namun dia tidak tega. Adiknya terlihat tidur sangat lelap. Jaemin sudah menyerah membangunkan Wonyoung. Namun tiba-tiba pintu menjeblak terbuka dan munculah Sejeong.

"Lah kok adek kamu belum bangun?" tanya Sejeong.

Jaemin menghela nafas. "Udah dari tadi aku coba bangunin, Cuma ini bocah tidurnya kaya orang mati. Tapi anehnya tadi dia nonjok aku masa?"

Mata Sejeong membulat. "Serius kamu, dia nonjok kamu?"

Jaemin mengangguk sambil memasang wajah masam. Detik berikutnya Sejeong tertawa terbahak-bahak mebuat Jaemin semakin kesal saja. Sejeong berjalan mendekati ranjang, ia mengamati dengan seksama sosok Wonyoung yang masih tertidur lelap.

"Buset, dia mimpi apa sampai nonjok-nonjok?"

"Ya mana aku tahu, Mah. Mimpi jadi kungfu panda yang lagi gelud sama lele terbang kali," gerutu Jaemin.

Sejeong hanya mangut-mangut, hal selanjutnya yang ia lakukan adalah menarik telinga Wonyoung sampai tubuh Wonyoung terangkat. Jaemin yang duduk di samping Wonyoung hanya bisa memandangnya sambil meringis nyilu. Rupanya cara Sejeong berhasil, Wonyoung langsung terbangun dan berteriak kesakitan.

"Akhirnya kamu bangun juga, mamah kira kamu udah mati," sungut Sejeong sambil bersedekap dada dan memasang ekspresi puas.

"Mamah tega banget, kalau kuping Wony copot gimana?" rengek Wonyoung sambil mengelus telinganya yang merah.

"Biarin aja, habis kamunya nggak bangun-bangun. Udah sana mandi, udah ditungguin Mark di luar, katanya mau ngajak jalan-jalan," kata Sejeong lalu berjalan meninggalkan kamar.

"Gua penasaran, lo mimpi apaan sih tadi? Bisa-bisanya sampai nonjok wajah ganteng gua?" tanya Jaemin.

Wonyoung membuka mulutnya membentuk huruf 'O', terlihat sangat bodoh. "Hah nonjok kakak? Pas aku tidur?"

"Iya kampret, sakit nih..." ketus Jaemin sengit.

"Bisa gitu yah? Tadi aku mimpi jadi Elsa yang lagi tarung sama musuh, kebetulannya wajah musuhnya mirip kakak, udah gitu sama-sama ngeselin."

Friendship and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang