11. Terkunci

378 68 13
                                    

Selamat membaca!

*

*

*

*

****
Saat itu pagi hari, Jungwon berjalan dengan tenang di sepanjang koridor sekolah yang lumayan ramai. Matanya seketika memicing begitu melihat Haruto, Sunoo dan Seongmin tengah memepetkan seorang pemuda bertubuh kurus ke dinding, pemuda itu tampak amat ketakutan. Orang-orang di sekitar hanya bisa menatapnya kasihan, tidak ada yang berani untuk menolong. Haruto merebut sekotak susu dari tangan pemuda itu, Haruto merobek kotaknya lalu menuangkan isinya ke tubuh pemuda itu.

"Minum tuh susu kadaluarsa, bangsat!" seru Haruto, sementara Sunoo dan Seongmin sibuk tertawa.

Jungwon sebenarnya tidak ingin berurusan dengan mereka, tapi dia teringat dengan Wonyoung yang dulu pernah menolongnya dari ketiga berandalan itu. Wonyoung yang perempuan saja berani membelanya, masa dia yang laki-laki tidak bisa? Aaah... membahas tentang gadis itu, entah kenapa pipinya jadi memerah. Setiap memikirkan gadis itu entah kenapa selalu membuat jantungnya berdetak tak karuan. Entahlah, dia tidak tahu dengan perasaannya ini.

Menepis segala pikirannya tentang Wonyoung. Jungwon segera mengumpulkan keberanian dan berjalan mendekati para berandalan itu.

"Dari dulu gak pernah berubah, beraninya keroyokan," ucap Jungwon tenang meskipun dalam hatinya menjerit takut. Entah mendapat keberanian darimana hingga Jungwon bisa mengatakan hal seperti itu. Ketiga berandalan itu menghentikan aktivitasnya dan menatap tajam Jungwon.

"Apa urusan lo?" bentak Haruto dengan mata tajam.

"Woow... lihat deh, kayaknya sekarang si kunyuk ini udah sedikit berani eh!" cibir Sunoo.

"Kayaknya nih bocah harus sedikit diberi pelajaran!" seru Seongmin sambil mengepalkan buku-buku jarinya.

Haruto tersenyum miring. "Lo bener, sekarang dia jadi tambah nyebelin, mentang-mentang ada yang ngebelain."

Haruto melayangkan tinjunya ke wajah Jungwon, tapi Jungwon segera menangkisnya.

"Mau mukul gua di tempat ramai kayak gini, heh? Mau gua laporkan ke kepala sekolah?" kata Jungwon sambil menyeringai.

Haruto tertawa keras lalu melayangkan tendangan ke arah Jungwon, tetapi Jungwon berhasil menghindar. Tidak sia-sia dia berlatih bela diri kepada Lucas, sangat amat membantu.

"Lo lupa ini sekolah punya siapa hah? Orang tua gua," seru Haruto, tidak lupa dengan tatapan tajamnya.

"Udah, To! Lihat tuh Pak Kyuhyun lagi jalan ke arah sini," tegur Seongmin sambil mengarahkan kepalanya ke arah salah satu ujung koridor membuat Haruto dan Sunoo mendecih keras. Karena memang benar ada wali kelas mereka di sana.

"Emangnya gua peduli, tua bangka itu bisa apa?" sinis Haruto.

"Lo mungkin bisa bebas tapi kita gak. Kita gak mau dihukum," ucap Sunoo.

Haruto menarik kerah baju Jungwon, ia memandang Jungwon dengan seringai licik. "Inget, urusan kita belum selesai," ucap Haruto, melepas kerah Jungwon dengan kasar sehingga membuat Jungwon sedikit terhuyung ke belakang.

Ketiga berandalan itu pergi menjauh dari Jungwon dan si pemuda malang. Jungwon memandang pemuda kurus itu yang juga tengah memandangnya takjub.

"Lo gak apa-apa?" tanya Jungwon.

"Gak pa-pa, makasih ya, Jung. Sekarang lo jadi keren banget sumpah," puji pemuda kurus itu.

Jungwon tertegun. "Kok lo tahu nama gua?"

Friendship and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang