30. Mereka Kencan?

335 53 14
                                    

Selamat Membaca!

*

*

*

*

****

"Pagi!" sapa Wonyoung saat melihat Haruto datang ke ruang makan.

"Kok lo belum pergi?" Bukannya menjawab Haruto malah mengusir.

"Iya-iya, bentar lagi gua pergi," kesal Wonyoung lalu mengambil sepotong kue buatan Sejeong di atas piring. "Daripada gak lo makan, mending buat gua."

Haruto duduk di hadapan Wonyoung lalu mengambil sepotong kue. "Gua bakal makan kok. Bilang makasih ke mamah lo!" katanya lalu memakan kuenya. "Kuenya enak."

Wonyoung mengernyit bingung. "Katanya lo gak suka manis?"

"Kuenya gak manis-manis banget. Gua gak bakal mati karena diabetes gara-gara makan kue satu loyang," jelas Haruto.

Wonyoung terkekeh, lalu dia memakai tas pernak-perniknya. "Gua keluar dulu ya, nungguin ojol dateng," ucap Wonyoung.

Haruto menatap Wonyoung tanpa berkedip, wajahnya sangat datar membuat Wonyoung tidak dapat menangkap maksud tatapan itu.

"Kenapa lo liatin gua kaya gitu?" tanya Wonyoung yang mulai risih. "Terpesona sama kecantikan gua?"

"Apaan sih lo," sinis Haruto. "Ayo gua anter pulang."

"Lah kok mendadak gini? Kasihan dong ojolnya kalau gua cancel."

"Ya ojolnya tetep dapet bayaran kok. Gua yang akan bayar," ucap Haruto, ia berdiri lalu melengos pergi.

Wonyoung menatap punggung Haruto dengan ekspresi heran. "Itu manusia kerasukan jenis setan apalagi dah?"

Wonyoung segera mengejar Haruto yang sudah berada di depan gerbang rumahnya. Lelaki itu tengah berbicara dengan driver ojek online laki-laki yang usianya masih muda. Wonyoung berjalan mendekat.

"Nah ini orangnya," ucap Haruto.

"Ini Mbak Wonyoung ya?" tanya sang driver.

"Iya," jawab Wonyoung.

"Apa iya mbak mau cancel orderannya?" tanya sang driver.

"Iya. Maaf ya, Mas!" ucap Wonyoung dengan senyum malu-malu.

"Tapi Masnya tetep dapet bayaran kok," ucap Haruto, dia memberikan sejumlah uang kepada sang driver.

"Makasih ya, Mas!" ucap sang driver setelah menerima uang tersebut.

"Iya."

"Kalau begitu saya pergi dulu. Permisi, Mas! Mbak!"

Setelah sang driver pergi, Haruto memandang Wonyoung. "Tunggu di sini, gua mau ambil mobil dulu," ucapnya lalu berlalu pergi.

"Itu manusia kok jadi aneh? Kadang-kadang baik kadang-kadang nyebelin. Ya gak pa-pa sih kalau baik, malah bagus," gumam Wonyoung.

Beberapa saat kemudian Haruto datang dengan mobilnya. "Masuk!" ucap lelaki itu yang segera dituruti Wonyoung.

Selama perjalanan hanya keheningan yang menyelimuti. Haruto fokus menyetir sedangkan Wonyoung memandang bagian-bagian mobil sport milik Haruto, sok sibuk.

"Makasih ya," celutuk Haruto memecah keheningan.

"Hah?"

"Yang semalem."

Friendship and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang