9. Mencoba

364 67 12
                                    

Selamat Membaca

*

*

*

*

****
Wonyoung terbangun pagi harinya berkat suara alarm yang dia pasang. Sambil menguap lebar Wonyoung turun dari tempat tidurnya lalu berjalan gontai ke kamar mandi untuk melakukan ritual paginya.

Wonyoung selesai setengah jam kemudian. Jika hari libur Wonyoung memang mandi lebih lama, agar lebih bersih pikirnya. Saat tengah mengeringkan rambut, tiba-tiba ponselnya berbunyi tanda ada pesan masuk. Wonyoung segera membaca isi pesan itu.

Jihan
Siap-siap, bentar lagi lo kita jemput pake mobil si daki

Wonyoung
Oke siap


Wonyoung meletakan kembali ponselnya. Lalu dia memfokuskan wajahnya di depan cermin dan mulai memoles wajahnya dengan segala jenis make up. Bukan make up yang menor, dia lebih suka yang sederhana dan natural.

Tidak butuh waktu lama, Wonyoung sudah selesai merias diri. Tepat setelah itu dia mendengar suara deru mesin mobil melaju di halaman rumahnya. Wonyoung segera turun ke lantai bawah, di sana sudah ada Jungwon, Jeongwoo, Jihan, Jaehee, dan Yuna.

Para perempuan juga memakai make up dengan gaya mereka masing-masing, kecuali Yuna yang tetap mempertahankan wajah naturalnya. Meskipun sikapnya terkesan alay, Yuna termasuk gadis yang tomboy. Dia selalu malas jika harus berurusan dengan segala tetek bengek yang bernama make up.

Sebenarnya Wonyoung tidak ingin terkesan terlalu percaya diri, namun entah kenapa dia merasa terus mendapat tatapan aneh dari Jungwon, yang membuatnya merasa sedikit salah tingkah.

"Noh kan, Wonyoung aja dandan masa lo sendiri yang gak?" cerocos Jihan pada Yuna.

"Males ah, lagian lo tau sendiri kan gua gak terlalu jago," sahut Yuna acuh.

"Ya lagian setiap gua mau ajarin pake make up lo selalu nolak."

"Iya kapan-kapan gua mau. Yuk ah, kita berangkat!"

"Mah, aku berangkat dulu ya," kata Wonyoung sambil mencium tangan Sejeong.

"Iya, hati-hati di jalan!" ucap Sejeong.

"Iya. Yuk keluar!"

Mereka masuk ke dalam mobil Jeongwoo. Jeongwoo di kursi kemudi dan Jungwon di sampingnya, Jaehee dan Jihan di kursi kedua, Wonyoung dan Yuna di kursi paling belakang.

Ini pertama kalinya Wonyoung masuk ke mobil sport semewah ini. Sebenarnya keluarga Wonyoung juga punya mobil mahal, tapi sepertinya masih kalah jauh dengan milik Jeongwoo.

"Ini beneran orang tua lo beliin mobil ini khusus buat lo?" tanya Wonyoung dengan nada iri, memandang setiap sudut mobil itu dengan pandangan kagum.

"Yoi... baru dibeliin kemarin nih. Cuma gua gak boleh sering-sering make. Belum punya SIM soalnya. Setengah tahun lagi kayaknya gua punya SIM," jawab Jeongwoo bangga, kemudian mulai melajukan mobilnya. "BMW M4 Coupe, lumayan buat mobil pertama yang gua punya." Jeongwoo menyebutkan merek mobil tanpa perlu diminta.

"Lo kayaknya disayang banget ya," ujar Wonyoung dengan nada iri.

"Jelas, orang gua anak satu-satunya," sahut Jeongwoo.

"Kok bisa sih lo masih jomblo, padahal tajir gini? Pasti banyak cewek yang mau," ucap Wonyoung.

"Percuma kaya, buluk ama bego begini siapa yang mau. Walaupun mau paling juga cewek matre yang mau morotin duitnya," sambar Jihan yang mengundang gelak tawa yang lainnya.

Friendship and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang