34. Jatuh Cinta

408 58 19
                                    

Selamat Membaca!!!!

*

*

*

*

****
"Eeh... kalian udah pulang," seru Sejeong, menyambut Wonyoung dan Haruto di depan pintu. "Loh Wonyoung kenapa?"

"Kakinya nginjek kerang," jawab Haruto.

"Oh ya ampun, kalau gitu harus segera diobatin. Ayo masuk!" seru Sejeong lalu masuk ke dalam rumah.

Haruto menggendong Wonyoung masuk ke dalam rumah. Saat tiba di ruang tamu, Haruto mendudukan Wonyoung di sofa. Sejeong datang dengan membawa kotak obat.

"Haruto!" panggil Sejeong lembut.

"Iya?" sahut Haruto.

"Kamu obatin Wonyoung ya! Mamah mau masak buat makan malam."

"Ng... oke," sahut Haruto.

Sejeong tersenyum puas. "Anak pinter," pujinya lalu ia berlalu pergi.

Haruto memandang Wonyoung. "Gua harus apa?"

Wonyoung berdecak kesal, bisa-bisanya mamahnya menyuruh Haruto untuk mengobatinya? Padahal pasti Sejeong tahu sendiri kalau Haruto tidak mengerti sama sekali tentang cara mengobati orang.

"Pertama, cuci kaki gua. Banyak pasirnya soalnya."

"Jadi gua harus gendong lo ke toilet?"

"Gak perlu. Lo minta aja ke mamah gua buat taruh air anget ke dalam baskom!"

"Oke," sahut Haruto lalu bergegas pergi.

Beberapa menit kemudian Haruto kembali dengan membawa baskom berisi air hangat.

Haruto memasukan kaki kiri Wonyoung ke dalam baskom, lalu dia mengusap-usap kaki Wonyoung pelan-pelan. Wonyoung merasa sangat geli saat kakinya diusap-usap oleh Haruto.

Haruto mengangkat kaki Wonyoung dari baskom setelah pasir di kaki Wonyoung sudah tidak ada lagi.

"Terus?" tanya Haruto sambil memandang Wonyoung. "Lah muka lo kenapa, kok merah gitu? Apa lo sakit karena habis main air?"

Wonyoung gelagapan. "Ga-gak kenapa-napa kok. Sini biar gua aja yang obatin sendiri."

"Gak bisa, Mamah nyuruh gua yang ngobatin lo. Cepet kasih tau apa yang harus gua lakuin?"

"Yakin lo? Apa kaki gua gak bau?"

"Gak tuh. Udah cepet kasih tau apa yang harus gua lakuin!"

"Kasih obat merah ke luka gua!" pasrah Wonyoung.

"Oke." Haruto segera mencari obat merah di kotak obat. Setelah ketemu Haruto segera meneteskannya ke luka Wonyoung. "Terus apa lagi?" tanyanya.

"Balut kaki gua pakai kain kasa!" sahut Wonyoung, dia merasa sangat malu karena kakinya dipegang-pegang oleh laki-laki.

"Yang ini?" tanya Haruto sambil memperlihatkan kain kasa.

"Iya."

Haruto segera membalutkan kain kasa ke kaki Wonyoung. Wajah Haruto tampak serius sekali bahkan sampai tidak berkedip, dia terlihat menggemaskan.

Wonyoung segera menampar pelan pipinya saat dia sadar telah menganggap Haruto menggemaskan. Apa? Menggemaskan? Darimananya?

"Kenapa lo?" tanya Haruto keheranan.

Friendship and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang