24. Suka Atau Tidak

281 51 6
                                    

Selamat Membaca!

*

*

*

*

"Manusia emang gak bisa memaksakan diri untuk suka atau benci ke orang lain, itu adalah perasaan yang gak bisa kita kendalikan."

Wonyoung Raviana Putri

****
Jeongwoo
S

ini kalian dateng ke kafe matahari! Gua, Jungwon sama May ada di sana buat ngerjain ppt

Wonyoung
Ya ampun semalem ini, apa itu gak ngerepotin May? Ini tugas kita kok dia yang ngerjain?

Jaehee
Nenek gua dateng. Maaf gua gak bisa ke sana.

Yuna
Gua juga gak bisa, gua harus nemenin Mamah ke rumah temennya

Jihan
Gua mau. Gua gak mau ngelempar tanggung jawab kelompok kita ke orang lain

Wonyoung
Gua juga ikut.

Wonyoung
Jeongwoo, jemput dong

Jihan
Gua juga jemput dong

Jeongwoo
Oke. Otw

Wonyoung segera bersiap-siap sembari menunggu Jeongwoo datang. Beberapa menit kemudian terdengar suara klakson mobil yang dibunyikan berkali-kali membuat siapa saja yang mendengarnya pasti langsung kesal. Dari lantai bawah Wonyoung bisa mendengar suara Jaemin tengah mengumpat. Wonyoung terkekeh, itu pasti suara klakson mobil Jeongwoo. Siapa lagi manusia tidak berakhlak yang bisa membuat kebisingan di rumah orang selain dia?

Wonyoung menyambar jaket kulit yang tergantung di gagang pintu lemari lalu ia mengenakannya sambil menuruni tangga. Di bawah Wonyoung melihat Jaemin sedang mengomeli Jeongwoo yang malah cengengesan. Sementara Jihan sibuk menertawai keduanya.

"Nah akhirnya dateng," ucap Jeongwoo dengan wajah lega dibuat-buat.

"Awas lo! Sekali lagi lo ngelakuin hal kayak tadi, gua lempar muka lo pake wajan kesayangan mamah gua," omel Jaemin, kentara sekali dia sangat kesal.

"Nanti kena amuk mamah lo loh Bang wajannya buat dilempar-lempar ke muka ganteng gua. Ngomong-ngomong orang tua lo mana?" tanya Jeongwoo.

"Banyak nanya. Udah sono lo pergi! Gedeg gua liat muka lo," semprot Jaemin membuat Wonyoung, Jeongwoo dan Jihan terbahak.

"Ya udah Kak, kita pergi dulu," ucap Jihan.

"Oke. Hati-hati!" ucap Jaemin lalu berlalu pergi menuju dapur.

Wonyoung, Jeongwoo dan Jihan keluar dari rumah sambil masih terkekeh. Mereka masuk ke dalam mobil Wonyoung.

Sepanjang perjalanan diisi dengan nyanyian Jeongwoo yang mengikuti lagu yang diputar di radio. Wonyoung dan Jihan hanya bisa mengelus dada dan menutup telinga sambil mati-matian menahan diri untuk tidak menyumpal mulut Jeongwoo dengan bungkus makanan ringan yang tertinggal di jok mobil.

Setelah melewati perjalanan yang memakan waktu singkat, mereka akhirnya sampai di kafe Matahari. Wonyoung dan Jihan terang-terangan berucap penuh syukur karena akhirnya Jeongwoo berhenti bernyanyi, jujur telinga mereka sedikit berdengung.

Mereka masuk ke dalam kafe, Wonyoung melihat Jungwoon dan May yang tengah duduk di dekat jendela. May menyadari kedatangan Wonyoung, Jeongwoo dan Jihan. Gadis itu langsung melambaikan tangan kepada mereka. Jungwoon ikut menoleh dan tersenyum tipis kepada Wonyoung, Jeongwoo dan Jihan.

Friendship and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang