36. Langkah Tegas

309 52 18
                                    

Selamat Membaca!!!

*

*

*

*

****
Jungwon melemparkan sekaleng soda kepada Jeongwoo yang tengah duduk sambil terengah-engah kelelahan.

Jungwon duduk di sebelah Jeongwoo lalu meneguk minumannya, dinginnya soda mengguyur kerongkongannya yang kering, membuatnya lega. Dia dan Jeongwoo baru saja selesai lari pagi.

"Gimana hubungan lo sama May, kalian udah gak ribut lagi?" Jeongwoo membuka suara.

"Belum," jawab Jungwon murung. "Selama beberapa hari ini kita jarang kontakan," Jungwon menghela nafas panjang, "dan tiap hari dia sekolah diantar jemput mantannya."

"Lah kok gitu? Lo seharusnya ambil tindakan tegas dong, tegur May dan mantannya itu!"

"Gua udah protes ke May. Tapi dia bilang mantannya yang terus maksa dia."

"Ya harusnya May yang tegas ke mantannya dong. Kok gua jadi gregetan sendiri. Bagi gua May itu lagi selingkuh terang-terangan tau gak?" celoteh Jeongwoo.

Jungwon terdiam cukup lama, beberapa saat kemudian dia mendengus. "Apa mungkin May gak bisa lupain mantannya dan masih cinta sama mantannya?"

"Bisa aja iya. Lo tanya aja sama May?"

"Tapi May bilang dia udah lupain mantannya dan janji akan tetep sama gua."

Jeongwoo mendengus. "Dia ngerahasiain tentang mantannya aja udah suatu kebohongan besar menurut gua. Apa janji dia masih bisa dipercaya?"

Jungwon menghela nafas panjang. "Untuk kali ini, gua akan berusaha percaya sama May. Gua cuma berharap semoga masalah May sama mantannya segera selesai dan gua sama May bisa secepetnya kaya dulu lagi."

"Ya udah kalau itu memang keputusan lo. Semoga May gak ngecewain lo."

Jungwon menengadahkan kepalanya menatap langit, ia menutup matanya, angin sepoi-sepoi sekali-kali menggerakkan rambut laki-laki itu.

"Aku masih percaya kamu, May. Tolong jangan rusak kepercayaan itu."

* * * *

Hari ini Wonyoung dan Haruto pergi berkencan, mereka pergi ke bioskop. Sekarang di sinilah Wonyoung dan Haruto, di salah satu bioskop yang sering Wonyoung kunjungi bersama teman-temannya.

"Mau nonton yang mana?" tanya Wonyoung.

"Terserah," sahut Haruto acuh tak acuh.

"Horor atau romantis?"

"Terserah."

Wonyoung mulai kebingungan dengan jawaban Haruto. "Ng... action?"

"Terserah."

Wonyoung menghembuskan nafas, mencoba meredamkan semua kekesalan. "Ya udah kita nonton yang romantis aja. Udah lama banget gua gak nonton genre itu."

"Terserah."

"Kampret lo," kesal Wonyoung. "Gua beneran pilih film yang romatis ini ya. Awas aja kalau lo protes."

"Iya iya terserah lo. Gua mah nurut aja."

"Yakin nih?"

"Iya, yakin."

"Oh ya udah kalau gitu."

Friendship and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang