18. Murid Baru

274 56 17
                                    

Selamat membaca...

*

*

*

*

****
Liburan telah usai. Hari ini saatnya murid-murid SMA Dewantara untuk kembali bersekolah. Dengan tidak ikhlas mereka harus berpisah dengan hari-hari libur yang menyenangkan tanpa adanya pelajaran dan PR yang senantiasa menghantui.

Kini Wonyoung dan teman-temannya sudah naik ke kelas sebelas. Dan di tahun inilah mereka akan segera menginjak usia dewasa. Usia yang ditakutkan semua orang, karena mereka harus menghadapi segala beban hidup dan guncangan masalah yang datang bertubi-tubi, dimana mental mereka diuji sekeras-kerasnya. Tapi ibarat batu permata, semakin lama terkena tekanan maka akan semakin baik hasilnya.

Hari ini juga adalah waktunya pembagian kelas yang ditentukan oleh nilai rapot. Berbicara soal nilai, Wonyoung tentu saja mendapat nilai memuaskan begitu pula dengan teman-temannya terlebih Jihan yang pada dasarnya adalah anak jenius. Yang paling menarik perhatian adalah Jungwon, dia mengalami perkembangan yang sangat pesat, dia yang semula di cap sebagai siswa terbodoh satu angkatan melesat meraih peringkat lima belas pararel, memang belum cukup memuaskan dibanding dengan teman-temannya, tetapi itu tetap bisa dibilang hal yang luar biasa.

Hal ini tentu saja membuat satu sekolah terheran-heran. Tidak sedikit guru dan murid yang menaruh kecurigaan pada Jungwon bahwa dia telah berbuat curang. Padahal faktanya Jungwon memang giat belajar selama mendekati ulangan. Yuqi sebagai guru les Jungwon bahkan mengatakan dengan keyakian penuh bahwa Jungwon adalah seorang jenius, hanya saja Jungwon malas belajar jadi kemampuanya tidak terasah.

"Jungwon menduduki peringkat lima belas besar pararel itu baru permulaan, karena waktu belajar Jungwon yang memang mendekati PAT. Tapi ke depannya kakak berani bersumpah dia akan mengalami kemajuan yang menakjubkan, kita lihat aja nanti!"

Itulah kata Yuqi tempo hari saat mereka memberitahukan peringkat mereka. Wonyoung sendiri membenarkan ucapan Yuqi, Jungwon memang seorang brilliant, itu yang Wonyoung sadari saat ia dan Jungwon belajar bersama untuk pertama kali.

Kembali lagi ke topik awal, hari ini adalah waktunya pembagian kelas. Saat ini Wonyoung dan teman-temannya tengah berdiri berdesakan dengan murid-murid lainnya di depan mading sekolah. Mata mereka dengan teliti menyusuri nama-nama yang terpampang di kertas. Jaehee dan Yuna hampir memekik secara bersamaan saat menemukan nama mereka di kertas.

"11 MIPA 1!" pekik Yuna dengan suara menggelegar membuat dirinya menjadi pusat perhatian banyak orang.

"Seneng banget gua," imbuh Jaehee tidak kalah girang, dia juga di kelas XI MIPA 1.

"Eh gua juga dong," pekik Wonyoung dengan wajah berseri-seri.

"Jihan udah pasti MIPA 1," ucap Yuna, sementara Jihan mengangguk sambil tersenyum malu-malu.

"Gua juga dong. Nggak sia-sia gua nyontek," ucap Jeongwoo dengan nada bangga. "Lo juga MIPA 1 kan, Jung?" tanyanya kepada Jungwon.

"Iya," jawab Jungwon sambil tersenyum tipis.

"Gua tiba-tiba jadi penasaran. Dulu kan lo belum sepinter sekarang, kok bisa sih masuk kelas unggulan?" tanya Jaehee tiba-tiba.

Jungwon menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Sebenarnya itu ulah mamah gua, banget ngebetnya dia pengin gua pinter dia sampai nyogok sekolah buat masukin gua ke kelas unggulan," ucap Jungwon selirih mungkin, tidak ingin orang-orang di sekitar mendengar pengakuannya.

Friendship and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang