6. Rumah Jeongwoo

426 75 30
                                    

Vote Sebelum Membaca!

Terima Kasih Banyak...

*

*

*

*

****
"Woow... ini rumah Jeongwoo? Gila-gila gede bangeet...," ujar Wonyoung terkagum-kagum. Saat ini dia, Jungwon, Jihan, Jaehee, dan Yuna sedang berdiri tepat di depan gerbang rumah Jeongwoo.

Rumah Jeongwoo sangat besar dan indah, halamannya penuh ditumbuhi berbagai jenis bunga dan ada kolam ikan yang ada air mancurnya.

"Maklum! Jeongwoo kan anak sultan. Gak ada di antara kita yang lebih sultan dari dia," timpal Yuna yang diangguki Jihan dan Jaehee.

Tiba-tiba Jungwon mendengus keras, mengundang tatapan penuh tanya dari semua orang.

"Kenapa lo?" tanya Yuna.

"Gak."

Wonyoung menatap Jungwon dengan mata menyipit. "Atau jangan-jangan lo sultan juga?" tanya Wonyoung yang membuat Jungwon gelagapan.

"Weh... beneran? Enak banget ya kita punya banyak temen sultan," kata Jaehee.

"Lo juga kaya woy... restaurant Papah lo kan yang terbaik di kota ini," kata Jihan.

"Iya, gak beda jauh lo sama Jeongwoo. Pergi ke sekolah aja diantar jemput supir," timpal Yuna. Jaehee hanya tertawa menanggapi.

Jihan dan Yuna berasal dari keluarga yang sedang-sedang saja, Jihan pernah mengatakan bahwa ayahnya telah tiada saat Jihan masih sekolah dasar akibat kecelakaan motor. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Ibu Jihan membuka warteg, kata Jihan wartegnya cukup ramai. Sedangkan Yuna pernah mengatakan bahwa ayahnya adalah pekerja kantoran.

"Pak Joon, bukain gerbangnya dong!" seru Jihan ke arah pos satpam.

"Eh ada Jihan." Tampak seorang pria berseragam satpam keluar dari pos satpam. "Oke, tunggu bentar."

Pria itu segera membuka gerbang rumah Jeongwoo. Tampaknya Jihan sudah sering ke rumah Jeongwoo sampai satpam Jeongwoo saja tahu namanya.

"Makasih, Pak!" Jihan berucap riang.

"Udah datang kalian. Yuk masuk-masuk!" sambut Jeongwoo yang tiba-tiba muncul. "Om gua udah dateng."

Mereka masuk ke dalam rumah besar itu. Di ruang tamu, mereka melihat seorang laki-laki dengan tubuh kekar tengah duduk santai di sofa sambil memakan kue. Tebakan pertama di pikiran mereka adalah jika laki-laki itu adalah Omnya Jeongwoo yang akan mengajari Jungwon bela diri.

"Bi Shin, buatin minuman buat temen-temen Jeongwoo dong!" pinta Jeongwoo dengan nada manja kepada seorang wanita paruh baya yang baru saja datang membawa kue tambahan untuk Omnya Jeongwoo.

Wanita tua yang dipanggil Bi Shin itu tersenyum kepada Wonyoung dan yang lain. "Yang kaya biasa kan?"

"Iya, Bi," jawab Jihan ceria.

"Oke. Tunggu bentar ya!" ucap Bi Shin sebelum pergi.

"Kalian udah sering banget ke sini yah sampai pembantu Jeongwoo kenal kalian semua?" tanya Wonyoung.

"Gak, gua sama Yuna baru beberapa kali ke sini," sahut Jaehee.

"Kita temenan sama Jihan dari kelas sembilan sedangkan sama Jeongwoo baru kelas sepuluh ini," timpal Yuna.

Friendship and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang