17. Rindu

290 57 11
                                    

Vote dulu sebelum membaca!!!!

*

*

*

*

****
"Akhirnya lo balik juga, kita kangen banget tau sama lo," seru Jihan sambil memeluk Wonyoung erat.

"Ya elah baru juga ditinggal seminggu doang," kekeh Wonyoung.

"Tau gak sih lo? Rasanya tuh kurang banget main tanpa lo, rasanya tuh kayak masak tanpa micin, gak enak," timpal Yuna.

"Ah masaaaa...?"

"Dasar cewek, baru ditinggal beberapa hari doang langsung pada lebay," cibir Jeongwoo.

"Diem, gak usah julid. Fokus kencan aja sana sama Jungwon!" sungut Jihan.

"Heh lo jangan ngadi-ngadi! Gua masih lurus yah," seru Jeongwoo lalu melempar sedotan ke arah Jihan.

Jungwon yang duduk di depan Jeongwoo membrengut tidak terima, namun dia lebih memilih menyesap jus alpukatnya dibanding menanggapi Jihan. Hari ini Jungwon memakai kaos hitam polos dibalut jaket biru tua, tak lupa celana jin yang sengaja dirobek sana-sini yang memang sudah dari sananya sebagai gaya fashion. Melihat penampilan Jungwon membuat Wonyoung sedikit terpesona dan membuat hatinya berdebar-debar.

Pandangan Jungwon bersibobrok dengan Wonyoung membuat Wonyoung salah tingkah dan langsung memalingkan muka. Ingatan saat dia dan Jungwon bicara lewat telefon terakhir kali kembali berputar di otaknya membuat Wonyoung semakin salah tingkah.

"Ngomong-ngomong hari ini kita nonton yuk! Hari ini perilisan film horor yang lagi ramai dibicarakan itu loh," celutuk Yuna.

"Weh, boleh-boleh. Kuy lah!" seru Jihan penuh semangat.

"Jangan harap gua bakal bayarin tiket nonton buat kalian. Bayar sendiri-sendiri!" ketus Jeongwoo membuat para gadis mengeluh sedih.

"Yaaah... Jeongwoo, kesambet apa lo jadi pelit gini sama sobat miskin lo?" tanya Wonyoung kecewa.

"Tuman kalian hampir tiap hari minta dibayarin," sungut Jeongwoo.

"Yaelah harta lo yang melimpah ruah gak bakal habis kali walaupun digunain untuk tujuh turunan delapan tanjakan sembilan tikungan," ucap Jihan sambil memasang wajah cemberut.

"Bodo amat, khusus hari ini haram hukumnya bagi gua bayarin kalian."

"Gua aja yang bayarin," timpal Jungwon membuat perhatian semuanya terfokus padanya.

"Weh, serius?" tanya Jaehee dengan wajah sumringah.

"Hm... dari kemarin Jeongwoo terus yang tekor. Sekali-sekali gua dah yang bayarin kalian, gua juga sekaya Jeongwoo kali."

"Najis, penyakit songongnya Jeongwoo udah tertular ke Jungwon," cibir Jihan.

"Sekalian popcorn sama minuman ya, Jung!" ucap Wonyoung dengan senyum cerah.

Jungwon tersenyum hangat kepada Wonyoung, padahal dia biasa saja saat berbicara dengan yang lain, namun saat dia berbicara dengan Wonyoung, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum.

"Tenang." ucap Jungwon.

Pipi Wonyoung memerah saat Jungwon tersenyum kepadanya, sungguh lelaki itu sangat tampan jika tersenyum.

"Punten, mohon maaf masih ada orang di sini. Jangan dilupain, seenaknya uwu-uwuan kalian berdua," tegur Yuna.

"Berasa dunia milik Jungwon sama Wonyoung, yang lain mah cuma ngontrak," sambung Jihan.

Friendship and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang