15. Rumah Kakek Nenek

280 54 11
                                    

Vote dulu sebelum membaca!

*

*

*

*

****

Liburan ini, keluarga Wonyoung memutuskan untuk pergi ke rumah orang tua Sehun. Mereka akan menghabiskan sisa liburan di sana.

Wonyoung dan keluarganya keluar dari mobil. Di depan mereka berdiri sepasang suami istri yang sudah lansia. Sehun dan Sejeong segera memeluk pasangan itu.

"Emak! Bapak!" panggil Sehun kepada pasangan suami istri itu.

"Akhirnya kamu pulang, Hun! Dari kemarin Ayah tunggu kok gak dateng-dateng," ucap si laki-laki tua, dia adalah kakek dari Wonyoung dan Jaemin, Sung Dong.

"Masih banyak kerjaan," sahut Sehun.

"Jaemin! Wonyoung!" panggil nenek mereka, Mi Kyung.

Jaemin yang namanya disebut langsung nyengir kuda, dia berjalan menghampiri neneknya.

"Nenek! Jaemin kangen, nenek makin cantik dan manis aja," ucap Jaemin yang langsung mendapat lemparan sendal dari sang kakek.

"Omongan kamu makin nyeleneh aja, masa nenek sendiri digodain?" seru sang kakek membuat Jaemin tertawa puas.

"Emang dasar cucu lelaki edan," timpal sang nenek sambil geleng-geleng kepala.

"Kakek! Nenek!" seru Wonyoung lalu memeluk kakek neneknya.

"Wonyoung! Kamu makin cantik aja. Gak gila kaya kakakmu kan?" tanya Sung Dong yang masih sedikit kesal.

Wonyoung tertawa. "Ya gak dong. Wonyoung kan pinter, gak bodoh kaya kakak," jawab Wonyoung.

"Om sama tante nggak disapa nih?" tanya seorang laki-laki yang baru saja keluar dari dalam rumah bersama seorang perempuan.

"Hallo Om! Tante!" sapa Wonyoung dan Jaemin bersamaan.

Laki-laki dan perempuan tadi membalas sapaan mereka dengan senyuman manis.

"Bang Soo hyun lama nggak ketemu, gimana kabarnya?" tanya Sehun kepada si laki-laki.

"Sehat-sehat aja," sahut laki-laki itu, dia adalah kakak Sehun, namanya Soo Hyun.

"Ya udah yuk, masuk!" ajak Mi Kyung.

Mereka semua masuk ke dalam rumah berukuran sedang, rumah itu berkesan tua dan kuno namun menawan. Rumah itu berdiri kokoh di salah satu puncak perbukitan dengan ketinggian di bawah 500 meter dari permukaan laut. Di perbukitan itu memang terdapat pedesaan dan orang tua Sehun adalah salah satu penduduk di sana.

Wonyoung sangat menyukai suasana di sini, udaranya masih sangat sejuk dan alami, berbeda dengan suasana di kotanya. Setiap tahun keluarga Wonyoung selalu menghabiskan liburan di sini.

Saat memasuki rumah, mereka disambut oleh seekor kucing berwarna jingga. Wonyoung langsung mengenali kucing itu. Kucing itu adalah peliharaan neneknya, namanya Oyen. Wonyoung tak habis pikir kenapa neneknya memberikan nama sekonyol itu untuk kucingnya.

"Ini Oyen kan Nek? Udah besar aja, tahun lalu perasaan masih kecil," celutuk Jaemin lalu membopong kucing itu.

"Jangan bikin ulah sama Oyen! Kasihan lagi hamil," tegur sang nenek. Sudah bukan rahasia jika Jaemin suka sekali membuat kucing neneknya kesal, seperti membangunkan Oyen saat Oyen tidur, membawa kabur makanannya dan meninggalkan Oyen di atas pohon jambu yang letaknya di depan rumah itu.

Friendship and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang