13. Pembalasan

318 58 11
                                    

Selamat Membaca!

*

*

*

*

****
"Ini yang lain pada kemana sih, kok gak ada yang dateng?" tanya Seongmin dengan nada gusar.

"Coba lo telfon yang lain!" ucap Haruto, ia meminum habis sekaleng bir dengan sekali teguk.

Saat ini mereka tengah berada di gedung kosong dekat sekolah. Gedung ini bukan terkenal akan sarang hantu melainkan terkenal dengan sarang anak-anak bandel sebagai markas mereka untuk melakukan berbagai kenakalan yang kadang membuat resah orang sekitar. Malam ini seharusnya mereka berpesta, namun anehnya belum ada satupun yang datang selain Haruto, Sunoo dan Seongmin.

"Bir, rokok sama camilan udah ada di sini. Masa iya gak ada orang satupun? Ini aneh," celutuk Sunoo.

"Perasaan gua gak enak. Apa kita pergi aja?" tanya Seongmin. "Gak ada satupun anak-anak Redneck yang angkat telfon gua."

"Wah... wah... wah... kayaknya enak tuh, minta birnya dong!"

"Iya nih, gua jadi pengin ikut minum."

Mata Haruto, Sunoo dan Seongmin memicing tajam begitu melihat Jaemin dan Hyunjin berjalan mendekat. Kedua lelaki itu tampak tenang, namun mata mereka menyala-nyala penuh amarah. Membuat Haruto, Sunoo dan Seongmin merasa sedikit terancam.

"Hei...! Gau minta birnya dong, haus nih," ucap Jaemin dengan senyum ramah yang dibuat-buat.

Sunoo tersenyum miring. "Sorry aja, gua gak sudi bagi minuman mahal ini ke sampah kaya kalian."

Jaemin dan Hyunjin saling pandang lalu keduanya tertawa terbahak-bahak. Tawa mereka menggema di seluruh penjuru gedung kosong itu.

"Kami sampah?" celutuk Hyunjin di sela tawanya. "Lalu kalian apa bajingan?" bentaknya, ia langsung merubah wajah santainya menjadi serius, pupil matanya menajam. Dia berjalan dengan langkah berat menuju Haruto, Sunoo, dan Seongmin. Trio berandal itu langsung menatap waspada Jaemin dan Hyunjin.

"Gua kira suara apaan, ternyata suara kalian. Serem tau kaya suara setan."

Mereka semua menoleh ke arah asal suara. Jungwon dan Jeongwoo berjalan santai mendekati mereka. Jungwoon menatap penuh kebencian ke arah Haruto, Sunoo dan Seongmin yang mereka balas dengan tatapan kebencian yang sama.

"Mau apa kalian?" tanya Haruto dingin.

"Menurut lo mau apa kita ke sini?" Jungwon balik bertanya dengan nada tak kalah dingin.

Haruto menyeringai. "Aaah... gua ngerti sekarang. Lo mau bales perbuatan kita beberapa hari yang lalu kan? Gimana, seru kan di dalem sana? Lo ngapain aja di sana sama Wonyoung?"

"Brengsek, jaga omongan lo tentang adek gua!" seru Jaemin murka.

"Oooh... jadi lo abangnya Wonyoung," celutuk Sunoo. "Bilangin ke adek lo buat berhenti ikut campur urusan orang! Atau kalau gak kami akan ngelakuin sesuatu yang jauh lebih menarik dari yang kemarin."

"Biadab!" seru Jaemin, dia melesat menuju Sunoo yang memang berdiri paling dekat dengannya. Jaemin menonjok wajah Sunoo, membuat lelaki itu langsung tersungkur jatuh ke lantai yang kotor.

Jaemin menatap Sunoo dengan sengit. "Dasar pecundang. Beraninya nyakitin cewek, kalian masih muda tapi udah buat gua jijik sama kelakuan kalian!" Jaemin menendang perut Sunoo membuat lelaki itu berteriak kesakitan.

Friendship and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang