25. Mulai Berubah

289 60 3
                                    

Selamat Membaca!!!!!!

*

*

*

*

Apa tempat gua di hati lo udah tergantikan oleh May? Hati gua sakit Jungwon, kenapa lo berubah secepet ini? Kenapa lo berpaling secepet ini. Jungwon, apa lo masih cinta sama gua?"

****
"Ya ampun, gua nggak sadar bentar lagi kita bakal PTS. Perasaan baru kemarin kita kelas sebelas," kata Yuna dengan wajah lesu.

Saat ini Wonyoung, Jihan, Jaehee dan Yuna tengah makan batagor di kantin setelah mereka selesai jam pelajaran olahraga.

"Siap-siap lagi dah mata beleren karena belajar sampai tengah malam," sambung Wonyoung muram.

"Sebelum PTS, main dulu kuy buat nyegerin otak!" ajak Jihan.

"Mana bisa gitu woy, kita harus belajar jauh-jauh hari lah. Kalau lo sih udah pinter dari sononya jadi santai," semprot Jaehee.

"Bener tuh, tahun lalu karena males belajar nilai gua jadi agak turun dan gua langsung diceramahin panjang lebar sama mamah gua. Kan kampret," kata Yuna menyetujui ucapan Jaehee. "Untung tetep di MIPA 1," imbuhnya.

"Andai gua bisa seenak Haruto yang dengan gampangnya masuk MIPA 1 padahal nilai dia merah semua," ucap Jaehee penuh harap.

"Iya tuh, gua juga iri sama Haruto karena dia nggak pernah dihukum padahal pelanggarannya udah sebanyak bintang di langit. Nggak adil banget sumpah," sambung Wonyoung.

"EKHEM!"

Wonyoung dan yang lain mematung di tempat, ternyata tidak jauh dari mereka ada Haruto yang tengah duduk bersama Sunoo dan Seongmin. Namun Haruto tidak bergerak sama sekali dari kursinya, menandakan dia tidak akan berbuat sesuatu yang tidak-tidak. Mengetahui hal itu membuat Wonyoung dan yang lain bernafas lega.

"Hei, lihat tuh!" bisik Jaehee kepada teman-temannya, dagunya dia gerakan ke arah pintu masuk kantin.

Semuanya serentak menoleh, di sana tampak Jungwon, Jeongwoo dan May tengah berjalan memasuki kantin. Mereka berjalan menuju meja Wonyoung dan yang lain lalu mereka duduk di kursi kosong yang tersisa. Suasana mendadak hening, sangat canggung dan tidak nyaman.

Tiba-tiba Jungwon berdehem sangat keras, berusaha memecahkan keheningan. "Batagornya keliatan enak," celutuknya.

"Iya, jadi pengin beli," sambung Jeongwoo lalu tertawa hambar.

"Ya udah sana beli!" ucap Jaehee.

"Entar aja deh," kata Jeongwoo lalu kembali tertawa. Jeongwoo terang-terangan memandang Jihan namun yang dipandang cuek saja dan lebih memilih makan batagor. Mereka belum bicara sejak terakhir kali Jeongwoo mengantar Wonyoung dan Jihan pulang ke rumah Wonyoung.

"Oh iya, gua mau kasih tau kalau mulai sekarang gua bakal ikut les di rumah Jeongwoo," ucap May dengan nada ceria.

Wonyoung yang sedang meminum es tehnya langsung tersedak begitu mendengar pernyataan May yang mengejutkan. Wonyoung, Jihan, Jaehee dan Yuna sontak memandang May dengan ekspresi terkejut.

"Kok muka kalian kaya gitu? Kalian nggak keberatan kan?" tanya May dengan raut cemas.

"Apa kami punya hak untuk keberatan? Secara yang punya rumah Jeongwoo," jawab Yuna kaku.

May memandang Jungwon dan Jeongwoo bergantian, wajahnya terlihat sedih. Jungwon segera tersenyum lebar untuk membuat May tenang. Entah kenapa melihat hal itu membuat Wonyoung muak. Wonyoung ingin sekali berteriak kepada Jungwon agar berhenti bersikap manis kepada May karena itu membuat Wonyoung sangat cemburu. Namun Wonyoung harus ingat, meskipun mereka sudah mengungkapkan perasaan masing-masing, hubungan mereka hanyalah sebatas sahabat.

Friendship and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang