14. Pengkhianat

312 58 15
                                    

Vote dulu sebelum membaca!

*

*

*

*

****
"Ya ampun, kamu kok bisa babak belur gini?" pekik Sejeong begitu melihat Jaemin yang baru saja memasuki ruang keluarga. "Cepet duduk dan ceritain semuanya!" seru Sejeong tegas.

Jaemin menelan ludah gugup begitu melihat tatapan tajam yang diberikan Sejeong untuknya. Jaemin berjalan pelan menuju sofa lalu duduk di sana, berhadapan dengan Sejeong dan Wonyoung. Adiknya terlihat khawatir sekaligus penasaran.

"Ayo jelasin kenapa kamu bisa babak belur!" ucap Sejeong.

"Ja-Jaemin habis berantem," jawab Jaemin.

"Berani-beraninya kamu berantem. Kalau anak orang kenapa-napa gara-gara kamu gimana? Masih SMA udah berani berantem," seru Sejeong marah, dia melempar bantal sofa ke arah Jaemin, namun tidak kena.

"Tenang Mah tenang!" ucap Wonyoung. "Emangnya kakak berantem sama siapa?"

"Haruto, Sunoo sama Seongmin," jawab Jaemin.

"Apa?" seru Wonyoung dan Sejeong.

"Mereka gak seharusnya kita biarin gitu aja. Kalau sekolah gak bisa kasih mereka pelajaran ya Jaemin yang bertindak," jelas Jaemin lantang.

Wonyoung dan Sejeong langsung terpukau begitu mendengar perkataan Jaemin.

"O-ooh... gitu, kamu nggak sepenuhnya salah sih," ujar Sejeong sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Tapi kalau Haruto ngadu ke orang tuanya gimana? Mereka bisa marah besar termasuk Papah kamu, dia bisa ngehukum kamu," ucap Sejeong cemas.

"Jaemin nggak peduli papah bakal ngehukum Jaemin seberat apa nanti, tapi yang penting Jaemin udah bales perbuatan mereka ke Wonyoung."

Wonyoung menunduk dan memainkan ujung roknya. Dia merasa terharu sekaligus merasa bersalah. Di balik sikap menyebalkan Jaemin, dia adalah kakak yang baik dan sangat menyayangi Wonyoung. Tapi di sisi lain Wonyoung sangat takut jika Jaemin akan mendapatkan banyak masalah nanti gara-gara dirinya.

"Nggak usah merasa bersalah gitu! Itu udah tugas seorang kakak," ucap Jaemin santai.

Wonyoung mengangkat kepalanya perlahan menghadap Jaemin, matanya berkaca-kaca. Dia berdiri lalu berjalan menuju sofa yang diduduki Jaemin. Wonyoung duduk di sebelah Jaemin lalu memeluk kakaknya erat. "Makasih banyak, Kak. Sampai luka-luka kakak sembuh aku janji bakal selalu bantuin Kakak. Biar aku yang rapiin tempat tidur kakak, biar aku yang ngambilin kakak makan sekalian nyuapin juga gak pa-pa, pokoknya setiap kakak butuh bantuan aku selalu siap bantu," ucap Wonyoung sungguh-sungguh.

"Beneran nih?" tanya Jaemin sambil senyum-senyum sendiri. Ternyata hikmah dari dia menghajar Haruto, Sunoo dan Seongmin lumayan juga.

"Iya beneran," ucap Wonyoung.

"Bagus lah."

"Ngomong-ngomong Kakak sendiri yang udah ngehajar mereka?"

"Nggak lah. Kakak dibantun Hyunjin, Jungwon sama Jeongwoo."

"Ya ampun, mereka pasti babak belur juga. Aku harus balas budi sama mereka."

"Sebenarnya mereka nggak terlalu membantu sih. Mereka semua pada kalah dihajar trio berandal. Hyunjin sama Jeongwoo sekali tabok langsung mental, si Jungwon bahkan pingsan. Untung ada kakak yang nolongin mereka. Secara nggak langsung kakak yang berhasil ngalahin trio berandal," bohong Jaemin.

Friendship and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang