38. Bantuan

284 51 17
                                    

Selamat Membaca!!!!

*

*

*

*

****
"Hei!"

Wonyoung membalikan badan, di depannya berdiri Haruto sambil bersedekap dada dan bersandar pada motornya.

"Lo ngapain pagi-pagi ke sini?" tanya Wonyoung.

"Ayo berangkat bareng!" ujar Haruto.

"Hah! Apa?"

"Ayo berangkat sekolah sama gua! Daripada lo harus ngeluarin duit buat bayar ojol, mending berangkat sama gua, gratis," ucap Haruto, dia menaiki motornya. "Ayo naik!"

Wonyoung berjalan mendekat. "Apa tujuan lo jemput gua?"

"Ke-kepengin aja," sahut Haruto.

"Nggak jelas lo. Tapi bolehlah, tumpangan gratis," ucap Wonyoung senang, lalu dia naik ke jok belakang.

Haruto menoleh ke belakang lalu pandangannya beralih pada kaki Wonyoung. "Turun!" tegasnya.

"Lah kenapa?" tanya Wonyoung dengan wajah kebingungan.

"Gua bilang turun ya turun!"

Wonyoung akhirnya menurut, dia turun dari motor. Haruto juga turun dari motor, kemudian dia melepas jaketnya dan memberikannya kepada Wonyoung.

"Tutup paha lo pake jaket gua! Bikin sakit mata liatnya," ujarnya datar.

Wonyoung memandang pahanya yang sedikit terekspos, memang jika menaiki motor dengan rok pendek, pahanya akan semakin kelihatan. Jika dilihat banyak orang apalagi para laki-laki, itu pasti hal yang sangat memalukan. Cepat-cepat Wonyoung menerima jaket itu.

"Makasih ya," ucapnya tulus.

Wonyoung merasa tersentuh, ini pertama kalinya dia diperlakukan seperti ini, bahkan Jungwon dan Jaemin tidak seperti ini, sebelum-sebelumnya pahanya memang terekspos setiap membonceng mereka, mungkin bagi mereka itu hal biasa. Tapi Haruto berbeda, Wonyoung benar-benar merasa dihormati sebagai seorang perempuan.

Wonyoung mengikat perutnya dengan lengan jaket, jadi bagian pahanya lebih tertutup.

"Ayo naik!" ujar Haruto, dia naik kembali ke atas motornya.

Wonyoung segera menurut.

"Besok gua bawa motor matic aja kali ya," gumam Haruto.

"Kenapa?"

"Biar nggak usah repot-repot nutupin paha lo."

"Kenapa nggak bawa mobil aja?"

"Males, takut kejebak macet."

"Emangnya lo punya motor matic?" tanya Wonyoung.

"Nggak."

"Lah terus?"

"Gua beli nanti."

"Anjay.... lo ngomong mau beli motor enak banget kaya mau beli kacang," ucap Wonyoung sambil geleng-geleng kepala.

"Gua mau ngebut, lo boleh pegangan dimana aja biar nggak jatuh," ucap Haruto, mengabaikan perkataan Wonyoung.

"Oke."

Jika Jaemin mengebut seperti orang kesetanan lalu Haruto mengebut seperti apa? Secepat-cepatnya Jaemin mengebut, Haruto lebih cepat lagi. Wonyoung memeluk perut Haruto erat. Sepanjang perjalanan Wonyoung tidak berhenti mengumpati Haruto, bahkan saat mereka tiba di parkiran sekolah Wonyoung masih mengumpatinya.

Friendship and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang