Part (7)

194 27 0
                                    

Bismillah dulu guys
Happy Reading


Keesokan harinya Kila bangun seperti biasa dan tak lupa melaksanakan solat malamnya hingga shubuh menjelang. Ia pun membangunkan kak Laras untuk melaksanakan sholat shubuh. Dan setelah itu ia mandi untuk bersiap-siap ke sekolah.

Saat ia menyelesaikan mandinya ia sudah tidak melihat kak Laras yang berada di kamarnya, ia pun menyusul ke bawah setelah siap dengan seluruh seragam sekolahnya.

"Pagii kak" sapanya ceria.

"Eh pagii Kil, nih makan dulu yuk. Kakak bikinin nasi goreng buat kamu" ajak Laras pada Kila

Kila yang mendengar itu dengan semangat mendudukkan dirinya di salah satu kursi meja makan lalu mengambil nasi goreng miliknya. Ia pun mencicipi sesendok nasi itu.

"Gimana enak ngga?" tanya Laras penasaran.

"Enakk kak, macem masakan umi" puji Kila semangat, tetapi diakhir pujiannya ia merasa sedih. Ia kembali mengingat kenangannya bersama uminya. Ia jadi merindukan uminya, coba saja uminya masih disini pasti ia sekarang tidak akan merasa kesepian seperti sekarang.

Laras yang melihat itu ikut merasa sedih dan mencari cara agar Kila kembali ceria.

"Oh iya, kakak tadi dapet ini dari resep internet hehe, kamu mau kakak ajarin ngga?" tanya Laras membuyarkan lamunan Kila.

Kila yang melihat itu kembali tersenyum dan dengan semangat menggangguk.

"Yaudah kapan-kapan kakak bakal ajarin kamu yah" ucap Laras tersenyum.

Kila mengangguk dan terus menikmati nasi goreng buatan Laras.

"Yaudah kak, kalau gitu aku pergi dulu yah. Kalau kakak nanti mau ke toko bawa aja kuncinya nanti insyaallah Kila mampir" pamit Kila mencium punggung tangan Laras. Laras yang mendengar itu hanya mengangguk paham.

"Assalamu'alaikum kak" salam Kila meninggalkan rumahnya pergi menggunakan motor maticnya.

"Wa'alaikumussalam" balas Laras kemudian masuk untuk bersiap-siap ke toko kue.

Skip

Sampailah Kila di parkiran sekolahnya untuk memarkirkan motornya. Saat ia melangkahkan kakinya tiba-tiba seseorang menepuk bahunya.

"Assalamu'alaikum Kila" sapa orang itu yang sedikit membuat Kila kaget.

"Eh Wa'alaikumussalam, Masya Allah, ini beneran kamu Lia?" tanya Kila tak percaya melihat sahabatnya itu mulai mengenakan hijab tetapi belum selebar hijabnya. Dan itu adalah awalan yang bagus pikir Kila.

"Hehe, iya Kil, aku lucu yah?" tanya Aulia sedikit kikuk.

"Ngga kok, kamu cantik banget malah" puji Kila tersenyum.

"Benarkah?, Makasih Kila" balas Aulia tak percaya.

Kila hanya membalas dengan anggukan dan tersenyum.

"Yaudah, yuk kita ke kelas!" ajak Kila. Aulia pun hanya mengangguk dan mengikuti langkah Kila.

Saat menuju kelas banyak yang memperhatikan Kila dan Aulia, bukan hanya Kila yang masih menjadi murid baru. Tetapi juga karena perubahan Aulia yang drastis semenjak berteman dengan Kila.

Banyak orang yang berbisik bisik antara memuji juga menghina.

"Palingan sok alim doang" cibir salah satu siswi yang melihat mereka.

"Cantik banget mereka berdua" puji saah satu siswi lainnya.

"Pencitraan"

Begitulah kira-kira ledekan atau pujian yang dibisikkan oleh para siswi yang melihat mereka. Tetapi Kila dan Aulia tidak menanggapinya. Mereka hanya berlalu santai menuju kelas. Bukan karena sombong atau apa lah, mereka hanya tidak ingin termakan emosi jika mendengarkan kata-kata yang kurang pantas untuk di dengar.

AFSHA |Tamat|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang