Part (32)

186 25 4
                                    

Bismillah dulu guys
Happy Reading

Tok tok tok
Bunyi pintu menandakan seseorang bertamu ke ruamah mereka.

"Assalamu'alaikum"

Dan saat itu juga Kila dan Afnan baru saja selesai memasak bersama. Ya, setelah drama mata Afnan perih mengiris bawang dan kecupan singkat Afnan pada pipi Kila mereka akhirnya masak bersama. Walaupun Afnan sebenarnya hanya merecoki Kila dan sesekali membuat Kila blushing.

"Aku aja yang buka, kamu mandi gih! Mungkin itu mama sama papa" suruh Kila sudah selesai menata hidangan yang mereka buat.

"Siapp sayang" goda Afnan genit di kata 'sayang'. Kila yang sudah sedikit kebal dengan rayuan Afnan pagi ini menatap malas cowok itu yang sudah ngacir pergi ke kamar dengan kekehannya.

Kila sebenarnya sedikit risih dengan perubahan Afnan, tapi ia juga tidak munafik ia merasa senang dengan perubahan Afnan yang sedikit ada kemajuan. Dan karena itu ia juga harus belajar mengontrol degupan jantung nya yang selalu berdisko di buat cowok itu.

"Wa'alaikumussalam" jawab Kila membuka pintu rumahnya.

Dan yah kedua mertua nya lah yang datang. Kila langsung mempersilahkan kedua mertuanya itu masuk.

"Masuk ma, pa" ucap Kila.

"Iya sayang, mama kangen banget loh sama kamu" ucap mama Aisyah sudah memeluk menantu kesayangannya itu.

"Iya ma Kila juga" balas Kila tersenyum dan membalas pelukan mertuanya.

"Yaudah ma, Kila ke dapur buat minum dulu yah" pamit Kila yang diangguki kedua pasangan paruh baya itu.

Beberapa menit kemudian Kila datang dengan 3 gelas minuman dingin dan beberapa cemilan.

"Ini ma, pa silahkan diminum"

"Iya sayang, udah kamu duduk sini aja dulu. mama kangen tau"

"Iya ma"

"Oh ya Afnan mana nak?" tanya Farhan karena sedari tadi tidak melihat batang hidung sang putra.

"Sini pa, anakmu yang guanteng ini disini" sambung Afnan sedikit teriak.

Farhan yang melihat anaknya yang kelewat pede jika bersama keluarga hanya menatap malas sang putra. Garis bawahi hanya bersama keluarga saja ia akan merubah sifat dingin dan datarnya. Perilaku Afnan ini benar-benar persis seperti istrinya tapi Afnan lebih parah. Malah Afnan jika sudah bersama orang terdekatnya seperti bocil apalagi jika bersama orang tuanya, mungkin karena ia tahu kalo ia anak satu-satunya.

"Isshh kamu ini udah nikah kayak anak kecil aja. Budeg tau telinga mama!" nasehat mamanya ngegas menepuk bahu sang putra. Lebih tepatnya protes.

Afnan hanya menjukkan cengirannya dan duduk anteng di sebelah Kila.

"Oh ya mama sama papa apa kabar?" tanya Kila mengalihkan kekesalan ibu mertuanya itu.

"Alhamdulillah mama sama papa sehat sayang" balas Aisyah mewakili suaminya yang irit bicara itu.

"Kamu apa kabar, cucu mama sehat kan?" tanya Aisyah sedikit menggoda Kila.

Kila yang mendengar itu tersipu malu.

"Alhamdulillah sehat ma"

"Jadi nih cuman Kila aja yang ditanyain ma, Afnan ngga?" tanya Afnan dengan muka yang ditekuk.

"Ngapain mama tanya kamu, mama kan udah ngeliat kamu sehat bugar gitu" jawab mamanya acuh.

Afnan mendengus sedikit kesal.

Ck, Apa bedanya cobak. Batin Afnan mengumpati ibunya

Beginilah mamanya, mamanya akan melupakan dirinya jika sudah bersama Kila. Huhuhu mensadkan.

"Sabar" tepuk papanya pada pundaknya.

"Udah tua juga" canda papanya tanpa ekspresi.

Afnan hanya melongo yang membuat ketiga orang dewasa lainnya tertawa. Ya menertawakan dirinya. Beginilah orangtuanya selalu menistakan dirinya sebagai anak. Huhuhu.

Setelah acara menertawakan Afnan Kila mengajak kedua mertuanya makan bersama dan tidak melupakan Afnan. Mereka berempat pun akhirnya menuju meja makan.

"Pa" panggil Afnan mengalihkan atensi ketiga orang itu mengarah ke arahnya.

Farhan hanya mengangkat sebelah alisnya mengisyaratkan 'apa'.

"Apa boleh Afnan bekerja di perusahaan papa?" tanya Afnan sedikit berhati-hati.

Ya, ia sudah memutuskan untuk bekerja dan mencukupi kebutuhan nya dengan Kila denga jerih payahnya sendiri. Ia tidak mau terus bergantung pada kedua orangtuanya karena bagaimanapun ia sudah memiliki tanggung jawab.

Ketiga orang yang disana terkejut mendengarkan pertanyaan tiba-tiba Afnan. Tetapi disisi lain Farhan dan Aisyah merasa senang karena Afnan sedikit sudah mulai berubah yang membuat senyum manis di wajah Aisyah.

"Tentu saja nak, dan bagaimanapun kamu lah nanti yang akan meneruskan perusahaan itu" balas Farhan tersenyum bangga pada putranya.

"Terimakasih pa" ucap Afnan tersenyum.

"Mama bangga ngeliat perubahan kamu nak, teruslah seperti ini"

Afnan hanya mengangguk dan mengaminkan dalam hatinya agar ia bisa terus membanggakan kedua orangtuanya.

Disisi lain Kila hanya mendengarkan dengan diam. Ia tidak menyangka Afnan akan bekerja di perusahaan papanya. Bagaimanapun juga setahunya Afnan adalah siswa yang bandal dan suka bolos. Tapi hari ini Afnan sedikit membuktikan bahwa dirinya benar-benar akan berubah. Dan Kila juga bangga pada Afnan.

~•~•~•~•~•~

TBC

AFSHA |Tamat|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang